Warga Beting Sulit Menyekolahkan Anaknya

Sebanyak 14 anak Kampung Beting, Jakut, akhirnya diterima bersekolah di SD Negeri Tugu Utara 20 setelah mendapat surat rekomendasi dari Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jun 2011, 18:25 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Jakarta kini berusia 484 tahun, beragam masalah pun masih membelit warga Ibu Kota, seperti administrasi kependudukan di Kampung Beting, Jakarta Utara. Seorang warga Kampung Beting, Juliana, mengaku selain tak mempunyai biaya, warga yang umumnya pendatang kesulitan mendaftarkan anaknya ke sekolah karena tidak tercatat sebagai penduduk Jakarta.

Sementara itu, penghasilan pas-pasan mereka tak cukup untuk mengurus akte kelahiran, KTP, dan Kartu Keluarga. Alhasil, 18 anak dari Kampung Beting sempat telantar saat akan mendaftar sekolah. Pendapat serupa juga dikemukakan Santani, yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung. 
 
Kendati demikian, 14 anak Kampung Beting akhirnya diterima bersekolah di SD Negeri Tugu Utara 20 setelah mendapat surat rekomendasi dari Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. 
 
Sebelumnya, Kampung Beting sempat menjadi sorotan karena warga setempat terlibat kasus memperjualbelikan anak mereka dengan harga jutaan rupiah. Kondisi ekonomi mereka yang pas-pasan pun menjadi alasannya [baca: Mirisnya Kartini Saat Kaumnya Menjual Bayi].(ADI/ADO) 
 
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya