Liputan6.com, Kupang: Pemberitaan media massa memicu para korban banjir luapan Sungai Benanain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, pulang ke rumah masing-masing. Padahal, mereka masih diminta bertahan di lokasi pengungsian di Balai Penyuluhan Pertanian Kantor Camat Malaka Barat.
Di rumah pun, mereka disibukkan rumah yang berlumpur. Banjir susulan pun masih mengintai. Selain itu, mereka pun terancam kelaparan. Tanaman padi, jagung, ubi, dan lainnya telah hanyut terbawa banjir. Terlebih lagi, mereka juga tak berhak lagi menerima bantuan pemerintah atau relawan, seperti beras dan mie instan.
Kini, tidak ada lagi yang memperhatikan mereka. Padahal, mereka hanya membutuhkan beras untuk tetap bertahan hidup.(CHR/SHA)
Di rumah pun, mereka disibukkan rumah yang berlumpur. Banjir susulan pun masih mengintai. Selain itu, mereka pun terancam kelaparan. Tanaman padi, jagung, ubi, dan lainnya telah hanyut terbawa banjir. Terlebih lagi, mereka juga tak berhak lagi menerima bantuan pemerintah atau relawan, seperti beras dan mie instan.
Kini, tidak ada lagi yang memperhatikan mereka. Padahal, mereka hanya membutuhkan beras untuk tetap bertahan hidup.(CHR/SHA)