Akan Dioperasi Jantung, Rosihan Anwar Mohon Doa

Rosihan Anwar memohon doa kepada kerabat, insan pers dan masyarakat luas. Wartawan senior itu akan menjalani operasi bedah jantung di RS Harapan Kita, Jakarta, Kamis depan.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Mar 2011, 19:17 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Wartawan senior Rosihan Anwar (89) akan menjalani operasi bedah (by pass) jantung di Rumah Sakit (RS) Harapan Kita, Jakarta, Kamis depan. Untuk itu Pak Ros, demikian panggilan akrab Rosihan Anwar, memohon doa kepada kerabat, insan pers dan masyarakat luas.

Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Ilham Bintang usai membesuk di ruang perawatan Intensive Care Unit/ICU RS Harapan Kita, Senin (21/3), menjelaskan, Pak Ros sebelumnya sempat dirawat di ICU RS Metropolitan Medical Center (MMC), Jakarta, pada 7 Maret 2011. Menurut dr Naila Karima, puteri bungsu Rosihan, saat itu ayahnya mengalami nyeri pada bagian dada.

Pak Ros lahir di Kubang Nan Dua, Sumatra Barat, pada 10 Mei 1922. Ia memulai karir sejak 1943 di Asia Raya, kemudian redaktur harian Merdeka (1945), dan Pemimpin Redaksi harian Pedoman.

Ia adalah salah seorang wartawan Indonesia yang meliput Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag pada 1949, saat Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Republik Indonesia.

Peristiwa bersejarah meliput KMB itu telah dibukukannya, dan terbit bertepatan dengan hari ulang tahun ke-88 di Hotel Santika Jakarta. Buku "Napak tilas ke Belanda: 60 Tahun Perjalanan Wartawan KMB 1949" tersebut, merupakan salah satu dari sekitar 22 buku karyanya.

Pak Ros juga salah seorang pendiri Perusahaan Film Nasional (PFN) pada 1950. Ia juga wartawan peliput film, dan pernah membintangi film berjudul "Krisis". Ia juga pernah menjadi Ketua Umum PWI Pusat.

Ia dikenal aktif mengikuti berbagai kegiatan publik. Bulan lalu ia sempat mengikuti diskusi "Peliputan Konflik dan Traumatik" di Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Saat itu, ia menegaskan bahwa wartawan bukanlah pemangku kekuasaan dalam proses demokrasi.

"Tidak benar kalau ada orang yang beranggapan wartawan itu pemangku kekuasaan dalam demokrasi. Wartawan itu yang menjaga untuk menjamin demokrasi dapat berlangsung," kata pemilik rumah di Jalan Surabaya Nomor 13, Menteng, Jakarta Pusat itu.(IAN/Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya