Yudi Latif: Media Penting untuk Sosialisasi Merawat Pancasila

Yudi Latf menyatakan, media massa sangat kuat membentuk agenda, opini, serta imajinasi publik.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 16 Jan 2018, 13:19 WIB
Kepala Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menyatakan, Pancasila sebagai ideologi negara harus dijaga dan dirawat bersama. Media, kata dia, menjadi aktor penting dalam menyebarluaskan perlunya merawat Pancasila.

"Enggak perlu menunggu inisiatif UKP. Ini kan soal khasanah kita bersama, kita rawat bersama secara gotong-royong. Di antara aktor-aktor terpenting itu pasti ada kerja media," ujar Yudi dalam Workshop Akademi Televisi Indonesia (ATVI) 2018 di Studio Lantai 8 SCTV Tower, Gelora, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2018).

Dalam acara bertema 'Mengukuhkan Posisi ATVI sebagai Lembaga Pendidikan Disiplin Penyiaran' itu, Yudi juga mengkritisi soal kurangnya gambaran pluralisme Indonesia tampil di media massa, khususnya televisi.

"Wajah televisi kita jangan hanya monolitik saja satu wajah. Mestinya ada wajah yang relatif beragam. Memperlihatkan kenyataan Indonesia sehingga orang terbiasa hidup terbudaya dalam imajinasi keragaman," ucap Yudi.

Yudi Latif menambahkan, media massa sangat kuat membentuk agenda, opini, serta imajinasi publik. Pemberitaan atau acara pun yang disajikan media kepada publik akan membangun itu semua.

"Kalau yang diurus hanya kisah-kisah perpecahan, permusuhan, kalau itu terus diubah secara hegemonik akan membentuk imajinasi di ruang publik seolah-olah Indonesia terpecah belah, " kata Yudi Latif.

2 dari 2 halaman

Tampilkan Hal Positif

Kepala Pelaksana Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif memaparkan materi saat hadir dalam diskusi, di Jakarta, Rabu (13/12). Diskusi tersebut membahas "Hubungan Islam dan Pancasila". (Liputan6.com/JohanTallo)

Yudi berpendapat, yang harus diutamakan media massa dalam menyajikan informasi kepada publik adalah dalam hal merawat persatuan dan keragaman serta menampilkan hal-hal positif.

"Itu akan menimbulkan situasi kebatinan di ruang publik bahwa Indonesia adalah sabuk toleransi, sabuk perdamaian. Hidup beragam tapi bisa memahami satu sama lain, " pungkas Yudi Latif.

Saksikan video plihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya