SMPN 32 Roboh, DKI Tinjau Ulang Cagar Budaya Jakarta

Gubernur DKI Anies Baswedan segera memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ia menegaskan akan menomorsatukan keselamatan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Des 2017, 07:24 WIB
Reruntuhan bangungan SMPN 32 Pekojan Jakarta Barat yang roboh pada Kamis (21/12). Bangunan di Jalan Perniagaan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini dibuat tahun 1880. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung bergerak cepat merespons robohnya bagian Gedung SMPN 32, Pekojan, Jakarta Barat, yang roboh, Kamis (21/12/2017). Bangunan itu merupakan salah satu cagar budaya.

Anies mengatakan akan me-review ulang pendataan dan perawatan cagar budaya di Jakarta.

"Kita akan mempercepat review atas semua bangunan yang digunakan untuk kegiatan pendidikan yang juga merupakan cagar budaya," kata Anies di Balai Kota Jakarta, 21 Desember 2017.

Mantan Mendikbud itu mengatakan segera memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ia menegaskan akan menomorsatukan keselamatan.

"Jangan sampai ada lagi hambatan untuk melakukan perbaikan, renovasi, hanya karena prosedur dinas pariwisata yang tidak cepat dituntaskan," tegasnya.

Menurut Anies, robohnya SMPN 32 menjadi prioritas Pemprov DKI. Ia menilai peristiwa itu disebabkan kelalaian.

2 dari 3 halaman

Berlarut-larut

Kondisi bangunan SMPN 32 Pekojan Jakarta Barat yang roboh pada Kamis (21/12). Akibat peristiwa ini, dikabarkan tiga orang terluka. Dua di antaranya terkena serpihan reruntuhan bangunan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Masalah yang ada dibiarkan berlarut-larut. Alhasil, terjadilah musibah itu. Anies tak bisa menyembunyikan kegeramannya.

"Coba kejadiannya pas lagi ada siswa di situ, apa yang terjadi? Tadi ada perayaan maulud menggunakan tempat itu, untung anak-anaknya sudah keluar," tambah Anies.

Ia mengatakan telah menegur kepala Dinas terkait. Tiga orang terluka dalam peritiwa tersebut. Anies juga menjamin Pemprov DKI menanggung biaya perawatan korban.

"Tidak boleh lagi ada tempat yang digunakan pendidikan dan punya risiko terhadap siswa didik, enggak boleh itu," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Penyebab

Kondisi bangunan SMPN 32 Pekojan Jakarta Barat yang roboh pada Kamis (21/12). Diduga bangunan ini roboh karena usia yang sudah terlalu tua. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, salah satu faktor robohnya sekolah tersebut karena cuaca ekstrem.

"Yang pertama prihatin terhadap robohnya SMP dan ini mungkin sebuah kenyataan yang selalu kita sampaikan, bahwa cuaca ekstrem ini tentunya kita harus mengantisipasi apa saja kemungkinan diakibatkan cuaca ekstrem," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Kamis (21 Desember 2017).

Sandi mengingatkan, cuaca ekstrem membuat warga harus lebih waspada, karena cuaca bisa membuat pohon tumbang dan bangunan ambruk.

"Oleh karena itu, kemarin saya sudah instruksikan ada audit menyeluruh untuk fasilitas-fasilitas publik memastikan bahwa mereka tanggap. Jadi "Sitanggal" itu, siaga, tanggap, galang dilakukan untuk fasilitas-fasilitas publik," tambah Sandi

Ia mengingatkan agar Dinas Pariwisata lebih serius mengurus aset terutama di cuaca ekstrem. Dia pun bersyukur tidak ada korban yang serius.

"Tapi kami prihatin sekali dan ini untuk menjadi perhatian khusus dari aparat Pemprov memperhatikan aset-aset mereka yang kemarin sudah dicatat di buku aset untuk dipastikan fungsi keselamatannya khususnya menghadapi cuaca yang sangat ekstrem," tandas Sandiaga Uno.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya