Liputan6.com, Liverpool: Chief Executive Liverpool Tom Hicks sangat yakin proposal takeover klub yang disodorkan New England Sports Venture (NESV) bakal tetap berjalan seperti rencana semula. Jika proses tersebut mulus, 300 juta pound dana yang dikucurkan NESV bakal menghapus utang klub. Artinya, tertutup kemungkinan jika perusahaan induk Kop Holdings masuk dalam kategori pengawasan atau administrasi.
“Saya benar-benar terfokus untuk menyelesaikan proses penjualan (saham klub) ini. Saya tidak memikirkan soal administrasi dan seharusnya setiap orang pun punya pikiran yang sama,” tegas Purslow.
Sebelumnya, muncul kekhawatiran NESV bakal mundur di tengah jalan jika proses takeover gagal diselesaikan sampai jatuh temponya pembayaran utang co-owner Tom Hicks dan George Gillett Jr sejumlah 280 juta pound ke Royal Bank of Scotland (RBS) pada Jumat (15/10). Apalagi, kedua taipan AS tersebut menolak proposal penjualan dan membawa kasus ini ke Pengadilan Tinggi. Jika upaya Hicks dan Gillett sukses, maka Liverpool terancam mendapat pemotongan sembilan poin.
Akan tetapi, Purslow bersikukuh jika wacana administrasi tidak menjadi agenda pembicaraan dengan NESV dan menjamin segala upaya dewan direksi adalah menyukseskan penjualan saham kepada konsorsium yang dipimpin John W Henry tersebut. “Prioritas kami menyikapi datangnya dua tawaran (satu lagi berasal dari pebisnis Asia) adalah menghilangkan utang klub yang mulai bergelayut sejak Februari 2007. Kami berhasil melakukannya dengan NESV,” tandas Purslow.
Karena itu, Purslow meminta Hicks dan Gillett Jr untuk berbesar hati dan membatalkan niat mereka “bertanding” di Pengadilan Tinggi demi kebaikan Liverpool sendiri. “Saat ini, mereka punya kesempatan untuk mengirimkan satu surat singkat yang isinya mengizinkan proses penjualan diselesaikan secara menyeluruh yang membuat semua utang klub terhapus. Satu hal yang sangat besar artinya bagi kami menjelang laga derby Merseyside melawan Everton (Sabtu, 16/10),” tegas Purslow.(MEG/BBC)
“Saya benar-benar terfokus untuk menyelesaikan proses penjualan (saham klub) ini. Saya tidak memikirkan soal administrasi dan seharusnya setiap orang pun punya pikiran yang sama,” tegas Purslow.
Sebelumnya, muncul kekhawatiran NESV bakal mundur di tengah jalan jika proses takeover gagal diselesaikan sampai jatuh temponya pembayaran utang co-owner Tom Hicks dan George Gillett Jr sejumlah 280 juta pound ke Royal Bank of Scotland (RBS) pada Jumat (15/10). Apalagi, kedua taipan AS tersebut menolak proposal penjualan dan membawa kasus ini ke Pengadilan Tinggi. Jika upaya Hicks dan Gillett sukses, maka Liverpool terancam mendapat pemotongan sembilan poin.
Akan tetapi, Purslow bersikukuh jika wacana administrasi tidak menjadi agenda pembicaraan dengan NESV dan menjamin segala upaya dewan direksi adalah menyukseskan penjualan saham kepada konsorsium yang dipimpin John W Henry tersebut. “Prioritas kami menyikapi datangnya dua tawaran (satu lagi berasal dari pebisnis Asia) adalah menghilangkan utang klub yang mulai bergelayut sejak Februari 2007. Kami berhasil melakukannya dengan NESV,” tandas Purslow.
Karena itu, Purslow meminta Hicks dan Gillett Jr untuk berbesar hati dan membatalkan niat mereka “bertanding” di Pengadilan Tinggi demi kebaikan Liverpool sendiri. “Saat ini, mereka punya kesempatan untuk mengirimkan satu surat singkat yang isinya mengizinkan proses penjualan diselesaikan secara menyeluruh yang membuat semua utang klub terhapus. Satu hal yang sangat besar artinya bagi kami menjelang laga derby Merseyside melawan Everton (Sabtu, 16/10),” tegas Purslow.(MEG/BBC)