Sambut Nyepi, Warga Bali Diimbau Tak Buat Ogoh-Ogoh Singgung SARA

Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada 28 Maret mendatang.

oleh Dewi Divianta diperbarui 18 Mar 2017, 16:01 WIB
Pawai ogoh-ogoh telah menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali saat perayaan Nyepi.

Liputan6.com, Denpasar - Menyambut Tahun Baru Saka 1939‎, umat Hindu Bali merayakan dengan Tapa Brata Penyepian. Sehari sebelum Nyepi akan dilaksanakan arak-arakan ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu. Ada pula yang menggunakan stirofoam.

Ogoh-ogoh menyimbolkan Bhutakala. Namun, tak sedikit warga yang memodifikasi ogoh-ogoh dengan wajah-wajah para tokoh masyarakat. Menjelang Hari Raya Nyepi yang tahun ini jatuh pada 28 Maret mendatang, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose pun mengeluarkan imbauan.

"Nyepi, saran kita jangan sampai ada ogoh-ogoh yang menyinggung (suku, agama, ras, dan antargolongan)," ucap Petrus di Kantor Polda Bali, Kota Denpasar, Jumat, 17 Maret 2017.

Untuk personel yang diterjunkan, Kapolda Bali mengungkapkan akan menurunkan 5.600 personel. Selain polisi, Petrus juga menyebut melibatkan pecalang (keamanan desa adat).

"Tentunya pecalang yang dilibatkan lebih dari 22 ribu seluruh Bali," ujar dia.

Petrus berharap malam Nyepi tetap mengedepankan toleransi antarumat beragama. "Karena ini acara sakral untuk umat Hindu, kami mengimbau kegiatan seluruhnya, kita tetap mengedepankan toleransi antarumat beragama."

Kapolda Bali menyebut Nyepi menjadi atraksi budaya yang menyedot perhatian dunia internasional. Sebab, perayaan Nyepi hanya ada di Bali.‎

"Justru orang bukan menunda keberangkatan ke Bali, justru mereka akan berbondong-bondong ke Bali. Dan saya rasa ini amat sangat positif bagi Bali," kata dia.

Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose meminta warga tak membuat ogoh-ogoh yang menyinggung SARA. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Mengantisipasi terjadi bentrok pada malam Nyepi, Kapolda Bali mengaku telah mengambil beberapa langkah. Satu di antaranya bekerja sama dengan desa adat.‎

Ia juga meminta kepada masyarakat untuk menghindari gesekan pada malam penyepian. Pun halnya dengan minuman keras atau miras, Petrus mengaku telah menggelar razia rutin.

"Kalau ada yang melanggar kita tindak. Kalau tidak, diusahakan agar tak menimbulkan hal yang tak diinginkan," Kapolda Bali memungkasi penjelasan seputar pengamanan Hari Raya Nyepi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya