Cari Trik Tipuan Dimas Kanjeng, Polisi Periksa Pembuat Jubah

Di sejumlah rekaman video Dimas Kanjeng Taat Pribadi, ia dengan gampangnya mengeluarkan tumpukan uang dari balik jubah yang dikenakannya.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Nov 2016, 10:30 WIB
Dalam foto kliping berita tertanggal 24 Februari, Dahlan Iskan terlihat menyematkan jas ke Taat Pribadi.

Liputan6.com, Kediri - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mendalami keterangan pembuat jubah yang dipakai tersangka pembunuhan dan penipuan pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Probolinggo, Taat Pribadi.

"Itu masih diperiksa saja, jika selesai nanti kan bisa melihat trik apa yang digunakan," kata Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji di sela-sela peresmian gedung serta peresmian sistem pelayanan publik berbasis teknologi di Polres Kediri, dilansir Antara, Selasa, 1 November 2016.

Ia menegaskan polisi sengaja memeriksa pembuat jubah Taat Pribadi untuk mengungkap modus penipuan yang dilakukan. Di sejumlah rekaman video Dimas Kanjeng Taat Pribadi, ia dengan gampangnya mengeluarkan tumpukan uang dari balik jubah yang dikenakannya.

Saku jubah yang dikenakan Dimas Kanjeng Taat Pribadi disinyalir cukup besar dan bisa menampung hingga Rp200 juta dalam pecahan Rp100 ribu.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes RP Argo Yuwono menambahkan selain memeriksa pembuat jubah, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim juga memeriksa tiga orang saksi lainnya. Mereka berinisial MB, S dan K.

Ketiganya berperan sebagai Sultan di Kraton Kasultanan Sri Raja Prabu Rajasa Nagara, bentukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Salah satu saksi yang diperiksa, MB merupakan tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap mantan pengikut Dimas Kanjeng.

Mereka semua dimintai keterangan terkait dengan dugaan penipuan yang dilakukan oleh Taat Pribadi. Namun, ia enggan merinci proses pemeriksaan yang dijalani para saksi itu.

"Masih menunggu pemeriksaan, kami juga masih menunggu. Nanti dicek tanya dari mana," kata Argo

Polisi menahan Taat Pribadi. Ia diduga terlibat dalam pembunuhan dua mantan santri di padepokannya. Hal itu diduga untuk membungkam tindak kejahatannya.

Selain itu, Taat juga terlibat dalam dugaan penipuan. Mayoritas pengikutnya menyetorkan uang jutaan hingga miliaran dengan iming-iming bisa digandakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya