Jokowi: Kekuatan Kita Perbedaan, Masalah SARA Harus Ditiadakan

Jokowi mengatakan keberagaman dan perbedaan yang dimiliki Indonesia merupakan kekuatan besar yang tak dimiliki bangsa lain.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 01 Agu 2016, 14:04 WIB
Presiden Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap konflik yang dipicu isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) segera berakhir. Hal ini menyusul kerusuhan dan perusakan rumah ibadah di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, pada Jumat, 29 Juli 2016.

Dia tak mau lagi ada konflik berlatar belakang SARA muncul di Indonesia. Sebagai negara yang menjunjung tinggi keberagaman, hal itu seharusnya tidak terjadi.

"Masalah SARA negara kita ini harus betul-betul kita tiadakan," ujar Jokowi di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8/2016).

Jokowi menilai keberagaman dan perbedaan yang dimiliki Indonesia merupakan kekuatan besar yang tak dimiliki bangsa lain. Tidak sepantasnya perbedaan ini justru menjadi pemicu masalah.

"Kekuatan kita ini adalah keberagaman, kekuatan kita ini adalah perbedaan, kekuatan kita ada di situ," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, para tokoh masyarakat di Tanjungbalai sudah bertemu selepas kerusuhan itu. Dia berharap ada jalan keluar dan konflik serupa tidak akan terjadi lagi.

"Dan tegas saya sampaikan pemerintah akan menindak tegas semua yang bertindak anarkis, termasuk di dalamnya main hakim sendiri," Jokowi menegaskan.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan, semula masalah di Tanjungbalai sebenarnya hanya terjadi cekcok antar-tetangga yang merasa tak nyaman dengan adanya pengeras suara tetangga lainnya. Kemudian kedua pihak dimediasi di kantor kelurahan setempat.

"Jadi miss-komunikasi antartetangga. Mungkin ada kata-kata yang kurang pas ketika ada pengeras suara dari tempat ibadah dan ada warga yang tidak suka. Dilakukan mediasi damai dibawa ke kelurahan tidak ketemu, lalu dibawa ke Polsek," dia menjelaskan.

"Nah, saat sedang mediasi di polsek ada yang menyebarkan berita negatif di media sosial, lalu terjadilah perusakan satu rumah ibadah, kendaraan, dan tiga rumah," kata Tito.

Atas kejadian tersebut, polisi telah menahan sembilan orang yang diduga ikut ‎merusak tempat ibadah dan rumah saat kerusuhan Tanjungbalai.

"Tujuh orang itu melakukan perusakan dan ‎dua orang terekam kamera CCTV melakukan kekerasan," ucap Tito.

Tito memastikan situasi di Kota Tanjungbalai kini sudah kondusif pascaperusakan tempat ibadah pada Jumat, 29 Juli 2016 itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya