Virus Zika Sudah Ada di Indonesia Sejak 1981

Sejak kapan virus Zika ada di Indonesia? Menurt Ari Fahrial Syam, virus ini sudah ada sejak 1981

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Jan 2016, 22:00 WIB
Petugas melakukan pengasapan atau fogging di San Salvador, Elsavador, Rabu (27/1). Pemerintah Brasil mengumumkan bahwa negaranya kini menyatakan perang terhadap nyamuk Aedes aegypti si penyebab tersebarnya Virus Zika (REUTERS /Jose Cabezas)

Liputan6.com, Jakarta Penularan virus Zika sama seperti virus demam berdarah dengue (DBD), gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Selain menjadi vektor (pembawa) virus DBD dan virus Zika, nyamuk ini juga membawa virus Chikungunya.

Jika virus demam berdarah sering terjadi pada musim hujan menyebabkan jumlah masyarakat Indonesia yang terinfeksi terus meningkat, bagaimana dengan keberadaan virus Zika di Indonesia? Apakah virus yang membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika mengeluarkan larangan kunjungan ke-22 negara ini sudah ada di Indonesia?

Baca Juga

Ari Fahrial Syam, MD. PhD,FACP menjelaskan, pada 2015 lembaga AEijkman Jakarta berhasil mengisolasi virus Zika ini di Indonesia. Tepatnya di kota Jambi. "Bahkan, dari hasil penelusuran saya di Kepustakaan, pada 1981 peneliti Australia telah melaporkan pasien penderita virus Zika setelah bepergian ke Indonesia," kata dia melalui surat elektronik pada Kamis (28/1/2016)

Tiga puluh dua tahun kemudian peneliti Australia kembali melaporkan, ditemukan satu kasus infeksi virus Zika pada warga negara Australia setelah berlibur selama 9 hari di Jakarta. Menurut Praktisi klinis yang menjabat sebagai Ketua PAPDI Jaya, penemuan kasus itu telah dipublikasikan ke dalam American Journal Tropical Medicine and Hygiene. "Semua laporan ini menandakan virus Zika sudah ada di Indonesia," kata Ari. Dan virus ini dapat muncul di musim hujan.

Seperti infeksi virus pada umumnya, individu yang terjangkit virus Zika akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi. Tak cuma itu, mata pasien memerah karena mengalami radang konjungtiva, dan merasa sakit di bagian kepala. Jika kadar trombosit pasien DBD akan turun, pasien infeksi virus Zika tidak akan mengalami hal serupa.

Tak heran bila hasil pemeriksaan laboratorium sederhana hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti infeksi virus pada umumnya. "Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu," kata Ari menjelaskan.

Pada pasien virus Zika, lanjut Ari, pemberian obat-obatan tidak bertujuan untuk menyembuhkan. Hanya bertujuan mengatasi gejala yang timbul, seperti jika gatal diberi obat gatal, dan jika demam diberi obat demam. Pasien dapat sembuh dengan istirahat dan banyak minum air putih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya