Peneliti Australia Sempat Beri Peringatan

Selang satu hari sebelum pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jaksel, seorang peneliti kebijakan strategis Australia telah memperingatkan kemungkinan adanya bom.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jul 2009, 18:03 WIB
Liputan6.com, Canberra: Selang satu hari sebelum pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan berlangsung, Carl Ungerer, peneliti Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI) telah memperingatkan kemungkinan adanya bom.

Menurut Carl, ada sejumlah anggota Jamaah Islamiah (JI) yang keluar dari penjara dan kembali ke masyarakat. "Seperti laporan kami (ASPI) Kamis lalu. Beberapa dari mereka tidak menyesal dan tidak berubah, dan berniat melanjutkan aksi kekerasan mereka," Carl menegaskan.

Berbagai spekulasi memang beredar mengenai siapa sebenarnya pelaku bom bunuh diri itu. Polisi menduga keras pelaku bukanlah perempuan seperti spekulasi yang dalam dua hari ini jadi pembicaraan masyarakat. Namun, sampai kini polisi juga belum bisa menjelaskan kronologis kejadian ataupun menggambarkan siapa pelaku sesungguhnya [baca: Bom Marriott II Identik dengan Bom Bali].

Sementara itu, karyawan JW Marriott, Dikdik Achmad Taufik menuturkan jika ia mengenali lelaki ini. Dikdik mengaku memang curiga dengan barang bawaan yang begitu mencolok. Lelaki ini mengaku ingin menemui bosnya di Lounge Syailendra, Dikdik pun melepas lelaki ini karena takut mengganggu tamu [baca: Karyawan Hotel Berbincang dengan Terduga Pelaku Pengeboman].

Terlepas dari identitas pelaku, diduga kuat dalang di balik pengeboman JW Marriot-Ritz Carlton pada Jumat (17/7) lalu, adalah Noordin M. Top dari kelompok JI. Kartu tanda penduduk yang terdata di JW Marriott untuk kamar 1808 yang diduga jadi tempat perakitan bom atas nama Nurdin Aziz. Hingga kini polisi sudah memeriksa 35 saksi. Peristiwa ini telah memakan sembilan korban jiwa. Simak selengkapnya di video.(UPI/ANS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya