Liputan6.com, Jakarta Siapa tak kenal sosok Pak Raden? Bagi Anda generasi 90-an, sosok ini sangat kental dengan topi belangkon dan pakaian khas Jawa serta tak lupa kumis tebalnya.
Pak Raden, yang punya nama asli Suyadi, juga dikenal sebagai sosok yang pandai melukis dan dekat dengan dunia anak di Indonesia. Beliaulah sosok di balik kemunculan tokoh boneka si Unyil pada 1980-an dengan tujuan yang mulia, yaitu mendidik moral dan sikap anak Indonesia. Di balik sosok yang kelihatan garang, Pak Raden yang asli sebenarnya memiliki sifat yang peduli dan penyayang pada anak-anak.
Advertisement
Karyanya yang luar biasa semestinya bisa menginspirasi banyak anak muda zaman sekarang. Kak Seto yang terinspirasi dengan karya si Unyil hingga menghasilkan boneka si Komo (boneka komodo) berharap agar anak-anak muda zaman sekarang belajar dari dia. Entah tentang semangatnya memperjuangkan karya, peduli pada anak-anak, setia pada profesi, dan masih banyak lagi.
Dalam berbagai kesempatan, sosok Pak Raden masih dibawakannya meski dia sudah tidak lagi ada acara televisi yang menayangkannya. Kesetiaan inilah yang menjadi tanda bahwa Suryadi masih mencintai anak-anak Indonesia.
Lulusan Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung tahun (1952-1960), tersebut mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, pada Jumat (30/10/2015) sekitar pukul 11.00 malam akibat infeksi paru-paru yang dideritanya. Kabar tersebut didapat Liputan6.com dari asisten Pak Raden bernama Prasodja Chusnanto lewat status di Facebook.
Kini sosok tegas dan tawa yang menggelegar beliau tak lagi dapat kita lihat dan dengar. Namun, karya dan jasanya bagi anak-anak Indonesia akan selalu dikenang manis. Selamat jalan Pak Raden, sosokmu sebagai pejuang moral anak Indonesia akan selalu dikenang.
