Ilmuwan Temukan Komet 'Penghasil' Alkohol

Luar biasa, komet ini menebarkan alkohol yang setara dengan lebih dari 500 botol wine setiap detik!

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 26 Okt 2015, 19:56 WIB
Para peneliti ruang angkasa mendapati bahwa komet Lovejoy menghasilkan etil alkohol—suatu jenis alkohol yang sama dengan yang terdapat di minuman keras. (Sumber sciencenews.org)

Liputan6.com, Washington, DC Seandainya ada pesawat angkasa khusus, ribuan liter arak (wine) bisa diangkut dari komet Lovejoy ke bumi.

Para peneliti ruang angkasa mendapati bahwa komet Lovejoy menghasilkan etil alkohol—suatu jenis alkohol yang sama dengan yang terdapat di minuman keras. Temuan alkohol ini merupakan yang pertama kalinya pada sebuah komet.

Temuan ini menambah deretan bukti bahwa komet-komet ditengarai merupakan sumber molekul-molekul organik kompleks yang diperlukan untuk menjadi bahan baku kehidupan.

Nicolas Biver dari Paris Observatory, Prancis, dan sekaligus menjadi penulis utama suatu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, mengatakan, “Kami menemukan bahwa komet Lovejoy menebarkan alkohol sebanyak setidak-tidaknya 500 botol arak (wine) setiap detik pada saat puncak kegiatannya.”

Dilaporkan dalam NDTV pada 25 Oktober 2015, tim itu juga menemukan 21 molekul organik yang berbeda dalam bentuk gas yang berasal dari komet itu, termasuk etil alkohol dan glikoaldehid—suatu bentuk gula sederhana.

Komet adalah ampas beku dari masa pembentukan sistem tata surya kita. Para ilmuwan tertarik dengannya karena bisa dikatakan komet masih murni dan karenanya memiliki petunjuj-petunjuk tentang bagaimana sistem tata surya ini terbentuk.

Kebanyakan komet melakukan orbit menjauhi matahari. Namun demikian, kadang-kadang ada gangguan yang disebabkan oleh gravitasi yang memaksa komet mendekat ke arah matahari.

Ketika mendekat ke matahari, komet menjadi lebih panas dan melepaskan berbagai jenis gas. Dengan demikian, para ilmuwan dapat menentukan komposisi bahan di komet tersebut.

Komet Lovejoy secara resmi didaftarkan sebagai C/2014 Q2 dan merupakan salah satu yang paling terang dan paling aktif setelah komet Hale-Bopp (1997).

Komet Lovejoy melintas paling dekat matahari pada 30 Januari lalu sambil melepaskan air dengan kecepatan 20 ton per detik. Tim tersebut mengamati atmosfer komet itu ketika sedang berada dalam keadaan paling terang dan paling aktif tersebut.

Mereka mengamati pendar gelombang mikro berasal dari komet itu dan dipantau dengan teleksop radio berdiameter 30 meter di Pico Veleta di pengunungan Sierra Nevada di Spanyol.

Perlengkapan mutakhir itu mampu melakukan analisa terhadap bentangan frekuensi yang lebih luas secara bersamaan, sehingga tim ini dapat menentukan jenis dan jumlah molekul-molekul yang berbeda dalam komet itu hanya dalam waktu pengamatan yang singkat saja.

Beberapa peneliti menduga tabrakan komet pada bumi purba membawa pasokan molekul-molekul orgnik yang mungkin saja telah membantu asal muasal kehidupan.

Temuan molekul-molekul organik komples pada Lovejoy dan sejumlah komet lainnya memberi dukungan kepada dugaan ini.

Kata Stefanie Millam dari Goddard Space Flight Center milik NASA, yang sekaligus penulis bersama makalah itu, “Hasil ini tegas mendukung gagasan bahwa komet-komet memiliki kimia yang sangat kompleks.” (Alx/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya