Tolak Pembangunan Bandara Baru, Warga Kulonprogo Mogok Makan

Ini adalah aksi protes warga di lima desa yang daerahnya terkena dampak pembangunan bandara

oleh Yanuar H diperbarui 19 Okt 2015, 16:11 WIB
Warga Kulonprogo menggelar aksi demonstrasi atas pembangunan bandara di daerahnya (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Jakarta - Warga di kawasan pembangunan bandara baru di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi demo dan mogok makan di depan gedung DPRD DIY. Aksi mogok makan akan dilakukan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal akan dilakukan selama 15 hari oleh 10 orang.

Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono mengatakan, aksi ini sebagai bentuk penolakan warga di 5 desa di daerah itu. Desa yang tergabung dalam WTT itu adalah Desa Ledah, Desa Gagah, Desa Tibon rejo, Desa Jangkalan, dan Desa Paliyan kecamatan Temon.

Sementara, ada 5 kecamatan yang terdampak akibat pembangunan bandara baru yaitu Kecamatan Panjatan, Wates, Glagah, Jalur, dan Temon. Martono mengatakan, aksi ini dilakukan agar Pemda DIY dapat melakukan pembatalan IPL (Izin Penetapan Lokasi) Bandara Kulonprogo dan RT RW Kulonprogo.

"Ini penolakan kami. Sampai 2 November nanti, sampai pingsan kalau tensi sudah 60 kan pingsan. Harapannya sebelum itu sudah ditanggapi dan dibatalkan IPL," ujar Martono di depan Gedung DPRD DIY, Senin (19/10/2015).

Aksi ini juga untuk menanggapi pernyataan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo yang menyatakan, masyarakat setuju dalam pembangunan bandara baru. Padahal, menurut Martono, Bupati Kulonprogo itu tidak pernah mendatangi langsung daerah yang terdepak pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon.

"Penolakan itu bukan tidak ada. Untuk imbangi omongan bupati yang mengatakan sudah pendekatan padahal warga menolak. Dan hanya 1 kata pindahkan bandara baru di tempat lain. Dia itu ngomongnya di pinggiran tidak di lokasi bandara," ujar dia.

2 Langkah Penolakan

Aksi ini adalah cara warga WTT memberikan aspirasi sebagai rakyat. Sebab, saat ini warga tidak pernah setuju dengan rencana pembangunan bandara. Oleh karena itu ada 2 langkah yang dilakukan warga yaitu melalui jalur hukum dan jalur aspirasi seperti saat ini.

"Masyarakat mayoritas menolak. Gubernur tidak membuka hatinya bahwa warga menolak dengan tulus," ujar Martono.

Sementara itu humas WTT Agus Subiyanto mengatakan, selain aksi di DPRD DIY warga WTT juga akan melakukan aksi di lokasi rencana pembanguna bandara baru Kulonprogo. Di antaranya menggelar doa mengadakan dan penutupan jalan sepanjang 3 km.

"Penutupan jalan di Jalan Sendawa mulai dari depan Balai Desa Gagah sampai depan gereja Palihan. Karena lokasi ramai tapi juga tidak merepotkan pengguna jalan," ujar dia.

Sementara itu ketua DPRD DIY Your Indra Agung Laksana mengatakan pihaknya menerima aspirasi masyarakat yang berdampak pembangunan bandara baru. Pihaknya akan melihat permintaan warga terkait aksi mogok makan di DPRD DIY.

"Ini rumah rakyat, silakan saja yang penting tidak merusak. Kami terima dan menampung aspirasi rakyat," ujar Indra.

Terkait permintaan warga yang ingin agar IPL bandara baru ditolak, Indra mengaku akan rapat dengan fraksi-fraksi di DPRD. Sebab IPL Bandara baru sudah memasuki ranah hukum sehingga hal itu di luar wewenang dan jalur hukumnya.

"Ini sudah di jalur hukum ya. Jadi kita tidak masuk ke sana. Tapi kita akan adakan pertemuan dengan fraksi nanti," tandas Indra. (Nil/Mvi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya