Liputan6.com, Jakarta - Perbedaan pandangan kembali terjadi di internal Komisi III DPR. Kali ini soal tidak adanya calon dari kejaksaan dalam 8 nama calon pimpinan KPK yang diloloskan Panitia Seleksi (Pansel). Sebagian anggota dewan mengaku khawatir, lantaran tidak adanya unsur jaksa di pimpinan KPK nanti. Dengan tidak adanya unsur jaksa, dikhawatirkan KPK akan lemah dalam bidang penuntutan.
Namun hal itu tidak berlaku bagi anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Martin Hutabarat. Dia mengaku tidak mempermasalahkan keputusan tim Pansel. Karena itu, dia tidak sepakat dengan anggapan jika KPK tidak dipimpin seorang jaksa bakal membuat lembaga antirasuah lemah di bidang penuntutan.
"KPK itu kan yang kuat sistemnya. Jadi KPK bisa membuat orang jadi tersangka sekaligus mengadakan gelar perkara, menyidik, juga melakukan penuntutan. Di sana juga sudah banyak polisi dan jaksa. Jadi sebenarnya tidak mutlak harus ada jaksa," kata Martin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Martin juga menegaskan, yang terpenting untuk menjadi pimpinan lembaga antirasuah yaitu sosok yang memiliki integritas memberantas korupsi, bukan dilihat dari sudut pandang latarbelakangnya.
"Yang nomor satu itu anti korupsi, jadi apapun itu polisi, jaksa atau aktivis, yang paling penting anti korupsi," tegas Martin.
Saat ditanya apakah 8 nama capim KPK yang telah dibacakan dalam rapat paripurna DPR kemarin sudah memenuhi ekspektasinya, Martin enggan mengomentarinya.
Namun demikian, Martin menyayangkan tim Pansel yang tidak meloloskan nama Jimly Asshiddiqie dalam 8 nama calon pimpinan KPK. Menurut dia, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu memiliki integritas yang sangat baik.
"Kalau saya tidak mau komentari itu. Cuma yang jadi tanda tanya saya, kenapa Jimly itu tidak lolos. Berarti 8 nama yang lolos itu punya kelebihan masing-masing. Nanti tinggal DPR yang memilih," tandas Martin Hutabarat. (Dms/Sun)
Martin Gerindra: Tidak Perlu Ada Jaksa di Capim KPK
Martin menyayangkan tim Pansel yang tidak meloloskan nama Jimly Asshiddiqie dalam 8 nama calon pimpinan KPK.
diperbarui 06 Okt 2015, 14:46 WIBMartin Hutabarat saat menjadi pembicara pada bertajuk "Simalakama Jokowi" di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (14/2/2015). Banyak permasalahan yang dihadapi Jokowi dinilai para pengamat seperti buah simalakama. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Jawa Tengah - DIYPeneliti UGM Sebut Kebijakan Tapera Dapat Berhasil Jika...
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
PKB Ajak PDIP Koalisi Usung Calon Alternatif di Pilgub Jatim 2024: Khofifah Tidak Bagus-Bagus Amat
KPK Sebut Laporan LHKPN Diduga Banyak yang Tidak Benar
Gara-gara YOLO dan FOMO, Gen Z dan Milenial Rentan Terjerat Pinjol
Bikin Sensasi, Ibu Aktris Taiwan Nekat Pakai Gaun Bikini di Pernikahan Anaknya
7 Fakta Menarik Hiu Penjemur, Pemilih Makanan dan Berenang Sangat Lambat
Gus Baha Ungkap Amalan Selamat Siksa Kubur, Malaikat Tak Berani Sentuh
Ketua DPR dan MPR 2024-2029 Harus Sosok Negarawan, Bukan Sebatas Simbol Politik
Dinamika PAN-PKS di Pilkada Jabar, Akan Kembali Bertanding atau Bersanding?
Kembalinya Hiu Paus Gorontalo Usai Menghilang Akibat 'Tergusur' Orca
YouTuber Ben Potter Meninggal Dunia, Akun Comicstorian Bakal Tetap Dilanjutkan?
Cerita Syaikhona Kholil Nyantri di Pulau Jawa, Memetik Buah Kelapa agar Bisa Sekolah ke Makkah
Kasus Penipuan Anak Petani di Subang, Oknum Anggota Polri Ditetapkan Jadi Tersangka