Liputan6.com, Malang - Puluhan orang pendukung 9 narapidana kasus terorisme mendatangi Lapas Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. Mereka meminta pertanggungjawaban kepada petugas lapas dan menuduh petugas melakukan tindak kekerasan pada rekan mereka yang kini telah dipindah dan disebar ke 5 penjara lainnya di Jawa Timur.
Massa tersebut dipimpin M Romli, sosok yang pernah mendeklarasikan Jamaah Anshorul Khilafah Jawa Timur di sebuah masjid di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada Juli 2014 silam. Dalam orasinya, Romli meminta petugas yang melakukan kekerasan pada narapidana kasus terorisme dihukum kisas.
"Kawan–kawan kami dizalimi di dalam sel, ini yang menjadi masalah. Kalau ada kezaliman lagi maka kami akan mengerahkan massa lebih banyak. Kami akan buru mereka yang zalim,” kata Romli di depan Lapas Lowokwaru, Malang, Minggu (9/8/2015).
Menurut dia, kesembilan rekannya itu sempat dilempari dan dipukuli petugas lapas. Karena itu harus ada hukuman yang sama diberikan pada petugas yang diduga melakukan praktik kekerasan itu.
Advertisement
"Ada kebohongan dari pihak lapas. Kami akan datang lagi ke sini dengan jumlah massa yang lebih banyak," ucap Romli.
Perwakilan massa yang datang sejak siang tadi sekitar pukul 11.00 WIB itu diterima Kepala Lapas Lowokwaru Malang, Enny Purwaningsih. Massa juga sempat menggelar salat zuhur di depan lapas. Petugas kepolisian berjaga–jaga mengawasi aktivitas mereka. Usai pertemuan, massa membubarkan diri sekitar pukul 13.45 WIB.
Kepala Bidang Kegiatan dan Kerja Lapas Lowokwaru Malang, Efendi Yulianto membantah adanya perilaku kekerasan oleh petugas lapas kepada narapidana kasus terorisme.
"Justru seorang petugas kami ditendang oleh salah satu di antara mereka dan itu memancing keributan di dalam lapas. Mereka juga menyebut ada 3 nama petugas yang melakukan aksi kekerasan, tapi nama-nama itu tidak pernah ada dalam Lapas," ujar Efendi.
9 Narapidana kasus terorisme penghuni Lapas Lowokwaru dipindah dan disebar ke 5 Lapas yakni di Pamekasan, Porong Sidoarjo, Probolinggo, Lumajang dan Madiun pada dini hari tadi. Pemindahan dilakukan karena terjadi keributan yang diduga dipicu oleh salah seorang narapidana terorisme tersebut. (Ali/Ans)