Liputan6.com, Jakarta - Setelah melakukan aksi unjuk rasa memperingati 17 tahun peristiwa berdarah Tragedi Trisakti Mei 1998 di depan Istana Kepresidenan, perwakilan mahasiswa dari Universitas Trisakti yang melakukan aksi Selasa saing diterima pihak Istana.
Kepada Biro Hukum Sekretariat Negara yang mewakili pihak Istana mengatakan, mahasiswa menuntut kembali pengusutan kasus yang telah menewaskan 4 mahasiswa kampus Trisakti dan pengakuan pemerintah, kalau tragedi Trisakti merupakan kesalahan pemerintah masa lalu.
"Kami menuntut pemerintah untuk mengakui kesalahan dalam tragedi Trisakti bahwa peristiwa itu adalah murni kesalahan pemerintah ketika itu," ujar Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Muhammad Puri Andamas usai bertemu Biro Hukum Sekretariat Negara, di Kantor Kementerian Sekertaris Negara, Selasa 12 Mei 2015.
Puri menilai sejauh ini belum ada keseriusan dari pemerintah dalam menuntaskan kasus Tragedi Trisakti. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya mendesak pemerintah Jokowi, agar mengusut otak di balik terjadinya tragedi tersebut.
"Setiap tahun kita coba jalur yang sama. Tapi tidak ada tanggapan pemerintah seperti apa. Tahun ini kami sudah berikan tuntutan, tapi belum ada titik terang. Kita sudah coba kejar dengan mengadakan acara di car free day, kita undang, tapi beliau tidak hadir," ucap dia.
Padahal, menurut Puri, saat kampanye Pilpres 2014 lalu, Jokowi berjanji akan menjadikan agenda pnyelesaian kasus Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998, sebagai salah satu programnya di pemerintahan. Karena itu, ia menganggap penuntasan kasus Tragedi Trisakti adalah hutang yang harus dibayarkan pemerintahan Jokowi.
"Kita coba rapor evaluasi satu semester, terutama kasus HAM. Saat kampanye, beliau bilang akan serius menuntaskan kasus HAM termasuk Tragedi Mei. Kami akan terus tagih terus sampai kapan pun. Kami ingin langsung bertemu dengan Presiden tanpa diwakli oleh siapa pun," kata Puri.
Selain mendesak Presiden menuntaskan Tragedi Trisakti, para mahasiswa juga menuntut pemerintah menetapkan 12 Mei atau 21 Mei sebagai Hari Pergerakan Mahasiswa. Mereka pun meminta pemerintah memberikan kesejahteraan kepada para keluarga korban.
"Kami akan terus kejar sampai Presiden Jokowi mau temui kami. Kami ingin ketemu Presiden untuk mendengar langsung tuntutan kami, dan mendesak Presiden Jokowi segera terbitkan Keppres pengadilan HAM Ad Hoc seperti yang dia janjikan saat kampanye," pungkas Puri. (Rmn)
Jokowi Diminta Akui Tragedi Trisakti Karena Kesalahan Pemerintah
Mahasiswa menilai sejauh ini belum ada keseriusan dari pemerintah dalam menuntaskan kasus Tragedi Trisakti.
diperbarui 13 Mei 2015, 03:26 WIBRibuan mahasiswa Trisakti melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (12/5/2015). Mereka menuntut pemerintah Jokowi untuk mengusut tuntas kasus Tragedi 12 Mei 1998 yang menewaskan 4 mahasiswa Trisakti. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil Tes Urine Rio Reifan Positif Sabu, padahal Dulu Ngaku Kapok Pakai Nakorba
Cek Isi Pesan dengan Istri, Polisi Fokus Periksa HP Brigadir RAT yang Tewas Diduga Bunuh Diri
Kurang Tidur Bikin Merasa Lebih Tua, Ini Alasannya
UMKM Pertamina Kantongi Transaksi Rp 1,2 Miliar di Hari Pertama Ajang FNF Pekanbaru
SIS Preschool Hadirkan Pendidikan Usia Dini dengan Kurikulum Berbasis Riset di Sedayu City
Intip Rahasia Miliarder Jeff Bezos Supaya Tetap Produktif
Alasan Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia Lolos Olimpiade dari Piala Asia U-23 2024
Viral, Restoran di Meksiko Jual Semangkuk Kaldu Daging Tikus Seharga Rp28 Ribu Seporsi
Simak, Daftar Mata Uang Tertinggi di Dunia
5 Kali Ditangkap karena Narkoba, Rio Reifan Hanya Mengaku Khilaf
Panen Raya, Bulog Diminta Lebih Optimal Serap Gabah Petani
Rio Reifan Tersandung Kasus Narkoba Kali Ke-5, Polisi Kini Amankan Sabu, Ekstasi Hingga Obat Keras