Kapolres Benarkan Pembakaran Polsek Limun Dipicu Penembakan Warga

Menurut Kapolres Sarolangun AKPB Ridho Hartawan, sebelum ditembak korban sempat melarikan diri saat aparat hendak menangkapnya.

oleh Bangun Santoso diperbarui 25 Apr 2015, 21:36 WIB
Polsek Limun di Jambi Dibakar

Liputan6.com, Jambi - Kapolres Sarolangun AKPB Ridho Hartawan mengakui, salah satu anggotanya menembak hingga tewas Edwar (18), warga Desa Pulau Aro, Kecamatan Pelawan, Sarolangun, Jambi pada Sabtu dini hari. Edwar kemudian tewas saat dirawat di RSUD Sarolangun.

Hal inilah yang menyulut emosi ratusan warga Pulau Aro yang kemudian nekat mengamuk dan membakar Mapolsek Limun serta rumah dinas Kapolsek Limun yang lokasinya berdekatan.

"Ya anggota kita yang menembak korban. Penembakan berawal dari pengembangan penangkapan bandar narkoba tadi malam," ujar Ridho Hartawan saat jumpa pers di Mapolres Sarolangun, Sabtu (25/4/2015) petang.

Menurut dia, sebelum ditembak, korban sempat melarikan diri saat aparat hendak menangkapnya. "Penembakan sudah prosedural. Sebelumnya anggota sudah lakukan tembakan ke udara sebagai tembakan peringatan," jelas Ridho.

Dia mengatakan sudah mengantongi nama-nama pelaku pembakaran Mapolsek Limun dan sedikitnya ada 7 nama pelaku yang sudah dinyatakan masuk daftar pencarian orang (DPO). "Ya, kita sudah mengetahui indentitas pelaku pembakaran," kata Ridho.

Untuk itu dia berharap para pelaku pengrusakan yang berujung pembakaran Mapolsek Limun segera menyerahkan diri.

Situasi di Lokasi Kondusif

Sementara itu, kondisi lokasi kejadian amuk massa saat ini sudah kondusif. Meski demikian, ratusan anggota gabungan yang terdiri dari anggota Polres, Brimob dan anggota Koramil tetap disiagakan.

Sebelumnya, juru bicara Polda Jambi AKBP Almansyah mengatakan, korban bernama Edwar meninggal akibat terjadi aksi kejar-kejaran dengan aparat saat digelar operasi penangkapan pelaku narkoba di wilayah Polsek Limun.

Korban lari bersama 3 orang lainnya dengan menggunakan 2 sepeda motor. Namun, korban Edwar jatuh sehingga kepalanya terantuk batu dan pendarahan. "Mungkin karena itulah warga mengamuk," kata Almansyah. (Ado/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya