Waspada Demam Berdarah di Pergantian Musim

Virus demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti biasanya mewabah ketika pergantian musim seperti saat ini.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Mar 2015, 14:06 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Demam Berdarah Dengue (DBD) tak pandang bulu. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama  atau Ahok dan anak bungsunya, Daud Albeenner Purnama, juga dinyatakan terinfeksi DBD.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (11/3/2015), virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini biasanya mewabah ketika pergantian musim, dari penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya seperti saat ini.

Demam berdarah terkadang gejala awalnya tidak dapat diduga, namun kita bisa melakukan deteksi dini dengan melihat ciri panas tinggi dan bercak merah di permukaan kulit penderitanya.

Meski demikian, ciri tersebut sering terjadi salah diagnosa. Pemeriksaan darah di laboratorium mesti dilakukan sesegera mungkin.

"Kalau panas tinggi tanpa disertai gejala-gejala batuk pilek, pada keadaan ini kita bisa curiga kepada demam berdarah.  Untuk kita mengantisipasi itu, harus ada pemeriksaan laboratorium. Karena tanpa pemeriksaan laboratorium kita bekerja di dalam ketidakpastian," kata dr Tony Iman.

DBD dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara serius.

"Pada keadaan sesudah panas, panasnya turun secara tiba-tiba kemudian penderita menderita shock, tekanan darahnya turun, keringat dingin. Itu yang mengarah pada sesuatu yang fatal. Jadi kalau kita sudah pernah terinfeksi satu kali demam berdarah harus berhati-hati," lanjut Tony Iman.

Masyarakat perlu melakukan pencegahan penularan DBD, di antaranya dengan melakukan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat berkembang biak jentik nyamuk demam berdarah. (Dan/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya