Menteri ESDM: 2 Tahun Lagi Indonesia Krisis Listrik

Sabtu 8 November mendatang, Kementerian ESDM akan menggelar rapat seharian dengan Dirjen Pelistrikan dan Dirut PLN.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 04 Nov 2014, 20:56 WIB
Seiring pertumbuhan ekonomi, wilayah Jawa-Bali paling tidak harus mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 4.000–5.000 megawatt (MW) setiap tahun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menuturkan, krisis listrik di Indonesia semakin nyata. Oleh sebab itu, perlu penanganan khusus dari semua lembaga terkait untuk mengatasinya.

"Memang semakin nyata bahwa kalau tak ada langkah terobosan, maka dalam 2 tahun dari sekarang akan terjadi krisis listrik," tutur Sudirman Said usah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Menurut Sudirman, JK menyampaikan beberapa arahan. Namun, dari beberapa arahan tersebut tidak ada yang cukup detil.

"Masih belum detail, tapi diminta kaji semua opsi. Apakah sejauh mana PLN bisa ditingkatkan. Apakah mungkin Partnership Power Plant yang sudah jalan tinggal diperluas? Risikonya lebih kecil daripada mulai dari nol," imbuhnya.

Sudirman juga menjelaskan, Sabtu 8 November mendatang, Kementerian ESDM akan menggelar rapat seharian dengan Dirjen Pelistrikan dan Dirut PLN. Rapat akan membahas cara-cara mengatasi masalah listrik di masa mendatang.

"Tentu ada yang short term, menengah, dan jangka panjang," katanya.

"Listrik itu butuh kalau pertumbuhan ekonomi 1 persen, kita harus growth 1,5 persen untuk cadangan segala macam. Jadi kalau kita mau pertumbuhan 6 persen, maka listrik harus tumbuh 9 persen. Artinya tiap tahun harus bangun 7 ribu mega watt. Kemampuan nasional kita baru 2 ribu mega watt, yang 5 ribu gimana, ini kita cari jalan," tandas Sudirman. (Silvanus Alvin/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya