Depresi pada Pasien Kanker Payudara Bisa Ganggu Seks

Sejumlah faktor memengaruhi kualitas seksualitas pasien dengan kanker payudara, salah satunya depresi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Okt 2014, 20:30 WIB
Sejumlah faktor memengaruhi kualitas seksualitas pasien dengan kanker payudara, salah satunya depresi

Liputan6.com, Jakarta Depresi  menjadi persoalan umum saat seseorang terdiagnosa kanker payudara. Kondisi ini secara tidak langsung turut memengaruhi minat pasien dalam hal seksual. Beberapa hal bisa mengubah situasi tubuh termasuk vagina yang bisa mengering bahkan sakit. Ini terjadi akibat pengobatan, terutama setelah transplantasi sumsum tulang.

Apabila seorang pasien kanker depresi dan tidak sulit mengubah sudut pandangnya, itu artinya dia butuh pertolongan. Meski pasien pernah mendengar ada obat yang berhasil menghilangkan depresi, ada baiknya untuk berhati-hati. Sebab sejumlah obat depresi dapat menyebabkan lenyapnya libido, termasuk Prozac (nama kimia: fluoxetine), dan Zoloft (nama kimia: sertaraline).

Untuk itu, para ahli kesehatan menyarankan agar pasien kanker payudara meminta bantuan profesional medis yang memenuhi syarat untuk memantau jenis obat yang layak untuk dikonsumsi. Sebab tingkat dosis pada obat yang efektif menjadi hal penting. Sejumlah obat dibutuhkan tiga minggu atau lebih bagi pasien untuk merasakan manfaatnya.

Dikutip dari Breast Cancer org, Senin (13/10/2014), bagaimana pun depresi dapat melemahkan kondisi pasien. Maka itu pastikan untuk selalu mencari bantuan medis.

Sebagai contoh, jika pasien mengambil tamoxifen, bicarakan pada dokter yang biasa menanganinya tentang antidepresan yang aman baginya. Sejumlah antidepresan seperti Paxil (nama kimia: paroxetine), Wellbutrin (nama kimia: bupropion(, Prozac, Cymbalta (nama kimia: duloxetine), dan Zoloft, dapat menganggu kemampuan tubuh dalam mengonversi tamoxifen ke dalam bentuk aktif, serta mencegah pasien dari mendapatkan manfaat penuh dari tamoxifen itu sendiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya