7 Persiapan Penting bagi Jemaah Haji, Perhatikan

Mulai Senin 2 September 2014 sampai akhir bulan, jamaah haji Indonesia sudah berangkat ke tanah suci. Jemaah haji diminta jaga diri

oleh Liputan6 diperbarui 01 Sep 2014, 13:30 WIB
Ilustrasi Manasik Haji (ANTARA FOTO/Rahmad)

Liputan6.com, Jakarta Mulai Senin 2 September 2014 sampai akhir bulan ini, jamaah haji Indonesia sudah berangkat ke tanah suci. Selain persiapan khusus untuk menghadapi panasnya cuaca, MERS CoV dan Ebola yang sudah banyak dibicarakan, maka jamaah Haji perlu secara umum mempersiapkan 7 hal.

Pertama untuk para jemaah haji memeriksakan kesehatan mereka secara rinci ke dokter yang biasa dikunjungi atau dokter terdekat. Tujuannya adalah agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit dan masih ada waktu untuk mengatasinya.

Persiapan kedua adalah jika jemaah haji memang memiliki penyakit kronik dan memerlukan obat secara teratur, agar membawa persediaan obat yang dibutuhkan selama di Tanah Suci.

Selain itu, untuk persiapan ketiga, jika dokter yang biasa menangani seorang jemaah haji mengatakan ada jemaah memiliki masalah kesehatan, maka sebaiknya tidak lupa meminta surat keterangan dokter. Ini untuk diserahkan ke dokter kloter nantinya. Kalau dari sekarang sudah tahu siapa dokter kloter atau dokter rombongan bila ONH plus, maka dari sekarang bicarakan dengan dokter kloter/rombongan tentang kondisi kesehatan yang dialami dengan membawa surat dokter.

Persiapan keempat adalah dengan melakukan olahraga teratur seperti jalan kaki sebanyak 3-4 kali per minggu. Ini karena dalam perjalanan haji nanti minimal ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh, yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel/pondokan ke masjid, dan jalan dari kemah di Mina ke tempat melontar jumroh. Belum lagi kegiatan jalan kaki lain, misalnya ziarah atau mungkin saja berbelanja. Jadi harus dibiasakan berolahraga.

Persiapan kelima adalah jika jemaah haji berangkat bersama orangtua yang berusia lanjut, apalagi yang memang sudah sakit, maka harus melakukan persiapan lebih rinci seperti pengetahuan tentang menyewa kursi roda atau kemungkinan ikut safari wukuf dan lainnya.

Persiapan keenam adalah untuk mulai mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim haji. Mulai dari petugas kesehatan kloter, pelayanan kesehatan di sektor, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), ataupun lokasi RS Arab Saudi.

Persiapan ketujuh adalah, jemaah haji sebaiknya mempelajari situasi kesehatan atau wabah penyakit yang mungkin muncul di musim haji kali ini. Amat dianjurkan untuk mulai sekarang untuk menyediakan waktu membaca berbagai tulisan tentang situasi penyakit di Arab Saudi pada musim Haji.

Tujuh persiapan di atas adalah persiapan umum, selain masing-masing 5 langkah yang sudah saya sampaikan terdahulu, untuk menghadapi suhu yang bisa sampai 40 C, mencegah kemungkinan terjangkit MERS CoV serta penjelasan tentang penyakit EBOLA.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Kepala, Badan Penelitian dan Pengembanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Ketua Team Wasdal Kesehatan Haji 2013

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya