Liputan6.com, Ukraina - Tim penyelidik beranggotakan 30 orang yang kebanyakan dari organisasi untuk kerja sama dan keamanan di Eropa, tiba di lokasi jatuhnya pesawat MH17, Jumat 18 Juli waktu setempat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (19/7/2014), akses menuju lokasi hingga hari Jumat masih sulit dan berbahaya. Di Desa Hrabove, Ukraina, milisi pemberontak dari separatis pro-Rusia hanya memperbolehkan tim penyelidik melakukan pemeriksaan parsial dan superfisial, yakni hanya sebagian dan tidak mendalam di lokasi jatuhnya pesawat MH17.
Jasad para korban terlihat masih berserakan. Begitu pula sebagian barang-barang milik para korban. Belum sempat meneliti lebih jauh, para pasukan pemberontak mengusir tim penyelidik dari lokasi. Mereka menganggap tim penyelidik berada di wilayah Republik Rakyat Donetsk, hingga tak perlu tunduk pada izin dari Pemerintah Ukraina.
Hingga kini keberadaan kotak hitam pesawat dan rekaman percakapan di kokpit juga belum diketahui. Entah di mana. Pihak pemberontak Ukraina memberikan keterangan bertolak belakang mengenai apakah mereka telah menemukan kedua bagian pesawat berisi data penting tersebut.
Selain tim dari Osce, tim lain dari organisasi penerbangan sipil internasional juga akan datang ke lokasi atas permintaan Pemerintah Ukraina, guna mendukung penyelidikan di lokasi.
Namun tugas mereka akan menghadapi beberapa tantangan. Selain karena lokasi jatuhnya puing pesawat yang mencapai wilayah seluas 20 kilometer persegi, juga harus waspada dengan konflik di wilayah Ukraina.
Advertisement
Baca juga:
Protes Berita MH17, Jurnalis Cantik Rusia Angkat Kaki
Separatis Jaga Lokasi MH17 Jatuh dan Jarah Barang Penumpang
Bantah Tembak MH17, Rusia: Pesawat AU Kami Tak di Daerah itu
(Sss)