Protes Caleg Terpilih, Kader Gerindra NTB Bawa Keranda Mayat

Keranda mayat yang terbuat dari bambu tersebut diarak sepanjang jalan depan Kantor KPU NTB.

oleh Hans Bahanan diperbarui 12 Mei 2014, 16:28 WIB
Ratusan kader dan simpatisan Gerindra berunjuk rasa di depan KPU NTB. (Liputan6.com/Hans Bahanan)

Liputan6.com, Mataram - Protes terhadap hasil rekapitulasi suara terjadi di Nusa Tenggara Barat. Ratusan kader dan simpatisan Partai Gerindra berunjuk rasa di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB.

Pantauan Liputan6.com, Senin (11/5/2014) siang, massa yang mengklaim mewakili simpatisan dan kader Partai Gerindra se-Pulau Lombok mendatangi Kantor KPU Provinsi NTB di Kota Mataram dengan membawa keranda mayat yang terpampang di atas keranda.

Dalam aksi ini mereka turut mengusung foto Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi NTB Willgo Zainar yang juga caleg DPR RI nomor urut 1 Daerah Pemilihan (Dapil) NTB yang lolos ke Senayan.

Keranda mayat yang terbuat dari bambu tersebut kemudian diarak sepanjang jalan depan Kantor KPU sambil melontarkan cacian. Usai diarak, massa kemudian merusak keranda buatan tersebut dan membakarnya.

Aksi para kader dan simpatisan partai besutan Prabowo Subianto ini sebagai bentuk penolakan mereka terhadap hasil rekapitulasi suara pada pleno KPU yang memenangkan Ketua DPD Gerindra tersebut.

Dalam orasinya koordinator aksi Abdul Majid mensinyalir KPU NTB telah berbuat curang dalam proses rekapitulasi suara. Dugaan tersebut menyusul karena sebelumnya ada rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu untuk menggelar pemungutan suara ulang di beberapa tempat di Lombok, namun tidak dilakukan.

"Kami menduga KPU berkongkalikong (bekerja sama) dengan salah satu caleg Gerindra yang diunggulkan," ujar Abdul Majid saat orasi.

Majid juga meminta kepada pengurus pusat Gerindra agar Willgo Zainar dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPD NTB. Sebab, Willgo diduga telah melakukan banyak kecurangan dalam Pemilu Legislatif 9 April lalu, sehingga dia lolos dan terpilih menjadi anggota DPR RI mewakili Gerindra.

"Kami menolak hasil rekapitulasi suara, khusus terhadap Partai Gerindra karena telah merugikan partai dan merugikan calon yang lainnya," imbuh Majid.

Meski sempat terjadi adu mulut antara simpatisan kader dan para aparat yang sedang berjaga, aksi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam ini berlangsung damai. Aksi ini juga sempat membuat jalanan utama Kota Mataram macet. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya