Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Swiss German University (SGU) mengenai pemberian beasiswa di bidang energi dan lingkungan pada Jumat, (28/3/2104).
Pemberian beasiswa ini sebagai perwujudan komitmen Pertamina dalam mendukung ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang energi terbarukan.
Wakil Direktur Eksekutif Pertamina Foundation, Wahyudi Akbar menjelaskan, beasiswa ini akan diberikan kepada 20 mahasiswa/mahasiswi terbaik di program studi Sustainable Energy & Environment, Fakultas Life Science and Technology SGU.
"Mereka akan menerima beasiswa sebesar 50% dari total biaya kuliah semester satu hingga enam," kata Wahyudi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (28/3/2014).
Khusus pada semester tujuh dan delapan, bagi penerima beasiswa yang sudah memenuhi masa magang di Eropa, berkesempatan mendapatkan beasiswa sebesar 100% dengan syarat memiliki ketertarikan untuk bekerja di Pertamina serta telah lulus persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pertamina.
Wahyudin menambahkan, program beasiswa yang diberikan ini akan memulai awal perkuliahan pada Agustus 2014 dengan memfokuskan pengajaran di bidang energi, khususnya energi terbarukan, lingkungan serta sumber daya air.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Muhamad Husen menambahkan, Pertamina memiliki komitmen kuat terhadap keberlangsungan energi di masa depan yang dituangkan lewat perhatian mendalam terhadap energi terbarukan.
"Pertamina menyadari bahwa sumber daya berkualitas di bidang energi terbarukan harus dipersiapkan lebih awal, hal ini akan menentukan keberlangsungan energi nasional di masa depan, selanjutnya hal ini juga akan berdampak positif terhadap ketahanan nasional kedepannya," ujar Husen.
Pertamina memilih SGU dengan program beasiswa yang lebih panjang mengingat sebagai Universitas Internasional pertama di Indonesia, SGU memiliki perhatian mendalam terhadap sektor energi yang dipandang sangat penting bagi ketahanan nasional di masa datang. Hal itulah yang dianggap memiliki tujuan yang sama dengan Pertamina dan pemerintah Indonesia.
Advertisement
