Mata Uang Asia Menguat, Rupiah Justru Loyo ke 11.438/US$

KUrs JISDOR mencatat rupiah melemah 20 poin ke level 11.438 per dolar AS.

oleh Syahid Latif diperbarui 27 Mar 2014, 10:40 WIB
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Hingga pertengahan pekan terakhir Maret 2014, rupiah masih terus tertekan. Padahal nilai tukar sejumlah mata uang asing negara-negara di Asia justru menunjukan penguatan.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) Kamis (27/3/2014) mencatat rupiah bertengger di level 11.438 per dolar AS.

Dibandingkan perdagagan sehari sebelumnya, rupiah pagi ini melemah 20 poin dari 11.408 per dolar AS. Kurs rupiah pekan ini merupakan yang terlemah dalam dua pekan terakhir. Pada 10 Maret, rupiah bertengger di level 11.449 per dolar AS.

Riset PT Trust Securities mencatat pelemahan rupiah terjadi seiring melemahnya nilai tukar euro yang dimanfaatkan dolar AS untuk menguat.

Pelemahan euro terjadi seiring masih adanya indikasi-indikasi perlambatan data-data ekonomi. Disisi lain, rilis kenaikan CB Consumer confidence dan stabilnya case-shiller home price MoM AS mampu memberikan imbas positif bagi laju dolar AS.

Sementara riset PT Samuel Sekuritas Indonesia menilai rupiah melemah di tengah mata uang Asia yang justru menguat. BI memastikan kebijakan moneter akan tetap ketat dan nilai tukar dijaga untuk mendukung perbaikan defisit neraca berjalan.

"Pelemahan rupiah diperkirakan masih akan terlihat hari ini," ujar riset tersebut.

Tanda-tanda pelemahan rupiah terhadap dolar AS memang terihat dari data kurs Valas Bloomberg. Rupiah dibuka melemah tipis 10 poin ke level 11.422,5 dari sebelumnya 11.412,5 per dolar AS.

Sejak pembukaan perdagangan, rupiah terus tertekan dan melaju dalam tren melemah. Rupiah sempat mencetak posisi terendahnya di level 11.448 per dolar AS.

Hingga perdagangan pukul 9.49 waktu Jakarta, rupiah masih bergerak di rentang 11.440 per dolar AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya