Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memilih tidak menyebutkan merek perusahaan bus yang akan mengikuti e-catalog untuk pengadaan bus Transjakarta. Dia beralasan, penyebutan nama perusahaan bus tidak etis lantaran tender melalui e-catalog membuka kesempatan bagi seluruh perusahaan bus.
"Saya tidak menunjuk perusahaan atau merek ya, tidak boleh loh kita ngomong masalah merek. Kalau cuma menyebutkan satu merek, nanti merek yang lain teriak dong, masalah nanti. Kalau Pak Basuki mungkin sebut, tapi saya nggak mau," ujar pria yang karib disapa Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (25/3/2014).
Namun, Jokowi berharap, pemenang tender nanti adalah perusahaan bus ternama dan berkualitas. Dengan menangnya perusahaan yang memproduksi bus-bus berkualitas, diharapkan tak ada lagi kasus bus baru tapi karatan seperti yang diimpor dari China.
"Karena itu kita ingin segera bisa pakai e-catalog, tidak lagi dengan lelang-lelang yang sebelumnya, karena kalau lelang yang menang pasti yang bisa menawarkan harga paling murah dong, kita nggak mau," ujar Jokowi.
Beberapa waktu lalu, atas perintah Jokowi, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah merayu PT Scania ikut dalam lelang Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Menurut Ahok, PT Scania juga memiliki reputasi bagus. Sebab, negara Malaysia telah menggunakan pasokan bus dan truk dari perusahaan asal Swedia ini lebih dulu.
Ahok berharap agar kerja sama dengan pabrikan bus dan truk asal Swedia ini masuk ke dalam e-catalog yang akan dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Kita dorong dia untuk masuk ke e-catalog, untuk masukkan bus kota," tandas Ahok. (Yus)
Baca juga:
Advertisement
Tak Mau Bus Karatan Lagi, Jokowi: Kita Pilih yang Bermerek
Baca Juga