KPU: Uang Transport Kampaye Sama dengan <i>Money Politics</i>

KPU mengimbau partai politik dan para calon legislatif peserta pemilu tidak memberikan uang transportasi saat kampanye.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Mar 2014, 14:40 WIB
Ketua KPU Banten Hambali memperlihatkan poster "Stop Politik Uang" untuk mencegah praktik 'money politic' dalam Pilgub Banten 22 Oktober mendatang di Kantor KPU Banten, Serang. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilhan Umum (KPU) mengimbau partai politik dan para calon legislatif peserta pemilu tidak memberikan uang transportasi kepada simpatisan saat berkampanye, meskipun jumlahnya masih dalam hitungan yang wajar. Karena pemberian uang itu termasuk money politics atau politik uang dan termasuk pelanggaran.

"Yang pasti apapun bentuknya dalam pemberian itu adalah money politics. Adapun bentuk apapun yang terkait dengan uang harus dihindari, karena khawatir ada unsur money politics-nya terkait transportasi juga," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah kepada Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Ferry menjelaskan, baik peserta pemilu maupun pemilih harus menyadari jika money politics itu tidak dibenarkan. Ancaman untuk paserta pemilu yang menggunakan politik uang sudah dituangkan dalam undang-undang pemilu.

"Ya yang bisa menilai itu nanti pihak berwenang. Ya Bawaslu, kepolisian dan pengadilan nantinya. Tapi kita mengimbau jangan ada unsur politik uang di dalam aktivitas kampanye, dan jangan disalah artikan," jelas dia.

"Jadi kita tidak pernah mengizinkan (pemberian uang transportasi), tapi mengimbau tidak memberikan dalam bentuk apapun," tambah Ferry.

Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu, mengatur larangan melakukan politik uang terutama pada Pasal 86 ayat (1) huruf J. Ancaman pidana diatur pada Pasal 301, yaitu berupa penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp 24 juta. (Elin Yunita Kristanti)

Baca juga:

PDIP Klaim Tak Melakukan Politik Uang Selama Kampanye

`Pastikan Pemilih menuju TPS, Bukan ke Agen`

DPT `Hantu` Pengaruhi Logistik

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya