Liputan6.com, Pekanbaru - Mantan Gubernur Riau HM Rusli Zainal, terdakwa suap PON dan korupsi kehutanan, menangis saat menyampaikan pembelaan atau pledoi di depan majelis hakim. Rusli tak kuasa menahan kesedihan karena mendapat gelar baru, 'koruptor'.
"Saya sakit hati disebut koruptor karena terlibat kasus suap PON dan kehutanan. 2 Hal yang tidak pernah saya lakukan," kata Rusli di depan Ketua Majelis Hakim Bachtiar Sitompul, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Pekanbaru, Riau Kamis (27/2/2014).
Menurut Rusli, dirinya tidak mungkin merusak kelestarian hutan di Riau. Karena saat menjabat gubenur dirinya sudah memprogramkan penjagaan kelestarian hutan.
"Usaha itu saya pernah mendapat penghargaan dari dunia international karena menyelamatkan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Saya juga mendapat penghormatan karena menyampaikan pidato di Polandia terkai cagar tersebut," kata politisi Golkar ini.
Dalam pembelaan pribadinya, Rusli menyebut puluhan penghargaan yang telah diraihnya karena menyelamatkan hutan. Salah satunya juga dari World Wife Fund (WWF) terkait pelestarian Taman Nasional Tesso Nilo, di Kabupaten Pelalawan Riau.
Dijelaskan Rusli, Riau sebelum dirinya menjabat hanya punya Gedung Olahraga Tribuana dan Stadion Kaharuddin Nasution di Rumbai. Dengan dua sarana itu, dirinya berani mengajukan Riau sebagai tuan rumah PON.
"Padahal, Jawa Barat dan Jawa Timur yang juga mengusulkan jadi tuan rumah PON mempunyai fasilitas lengkap. Berkat niat yang tulus, akhirnya PON terlaksana dan semua fasilitas dibangun. Itu bisa dinikmati masyarakat Riau sampai sekarang," tegasnya.
Dengan segala upayanya itu, Rusli menegaskan, tidak mungkin dirinya terlibat suap PON. "Tidaklah saya merusak usaha yang saya lakukan dengan baik, yaitu pergelaran PON," tukasnya.
Dalam kesimpulan pembelaannya, Rusli mengelak disebut sebagai koruptor. Ia juga mengatakan tidak pernah menikmati hasil korupsi yang dituduhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada dirinya. Dengan berbagai pertimbangan itu, Rusli berharap agar majelis hakim memberikan hukuman ringan dan seadil-adilnya.
"Sewaktu dituntut 17 tahun oleh jaksa KPK, saya hampir kehilangan keyakinan. Saya langsung terpukul, begitu juga dengan keluarga. Selain mengadu ke tuhan, kemana lagi saya harus mengadu kalau tidak ke hakim. Semoga ini menjadi pertimbangan," pungkasnya. Setelah Rusli membacakan pembelaan, giliran tim kuasa hukumnya yang membacakan pledoi. Berkas pledoi itu sebanyak 350 halaman dan masih dibacakan.
Pembelaan Rusli Zainal: Saya Sakit Hati Disebut Koruptor
Rusli tak kuasa menahan kesedihan karena mendapat gelar baru, 'koruptor'.
diperbarui 27 Feb 2014, 18:23 WIBAdvertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Energi & Tambang3 Alasan Utama yang Bikin Harga Minyak Dunia Kembali Melambung
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perta Life Cetak Laba Bersih Rp 96 Miliar di 2023
Partikel Bermuatan Positif yang Terdapat dalam Inti Atom Adalah? Simak Penjelasannya
Ketua DPP Golkar: Ridwan Kamil Lebih Condong Maju di Pilkada Jabar Dibandingkan Jakarta
Link WA Me Tidak Bisa Dibuka, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Terus Dilakukan
Menko Airlangga Ungkap Ada 198 PSN Selesai dalam 8 Tahun Terakhir, Apa Saja?
VIDEO: Sidang Praperadilan, Panji Gumilang Anggap Penetapan Dirinya Cacat Formil
Beredar Pemberitaan Soal KRIS, BPJS Kesehatan Tegaskan Tidak Ada Narasi Penghapusan Kelas di Perpres 59/2024
20 Contoh Kata Denotasi dan Fungsinya dalam Komunikasi, Kenali Bedanya dengan Konotasi
Puan: Pemerintah yang Baru Harus Memiliki Keleluasaan dalam Menyusun APBN
Cocok untuk Wisata Horor, Intip 10 Potret Mencekam Hotel Milik Tommy Soeharto yang Pernah Viral dan Kini Terbengkalai 20 Tahun Lebih
Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Lombok Utara NTB, Terasa di Denpasar