Dalam rekaman pengakuan di depan polisi, Hasanuddin, Haris, dan Irwanto alias Iwan Irano mengakui tidak hanya terlibat dalam kasus mutilasi tiga siswi SMA. Mereka juga terlibat sejumlah aksi kekerasan di Poso, seperti bom di Tentena dan penembakan jaksa Ferry Silalahi. "Saya bertanggung jawab atas kasus mutilasi siswa SMA Kristen di Poso," kata Hasanuddin.
Dalam rekaman itu masing-masing meminta maaf pada keluarga korban dan berharap kasus kekerasan di Poso tidak terulang. Mereka juga meminta teman-temannya di luar berpikir lebih bijaksana untuk membangun Poso.
Advertisement
Dalam sidang perdana itu, jaksa penuntut umum mendakwa Hasanuddin sebagai perencana dan penggerak aksi terorisme sedangkan Lilik dan Iwan sebagai operator lapangan []. Namun, Achmad Michdan, kuasa hukum Hasanuddin, mengatakan kliennya tidak terlibat bahkan sempat melarang para pelaku untuk melakukan pembunuhan. "Hasanuddin pertama menolak dan tidak setuju, [dan mengatakan] itu bukan ajaran Islam," kata Achmad.
Pembunuhan tiga siswa SMA di Poso terjadi pada 29 Oktober 2005. Para korban dibunuh saat berjalan kaki menuju SMA Kristen Poso. Ketiga terdakwa juga disangka dalam kasus pembunuhan Pendeta Susianti Tinulele.(TNA/Fajar Ilham dan Taufik Maru)