Foto yang diambil pada 4 April 2018 memperlihatkan pendaki difabel asal China Xia Boyu (69) selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Xia Boyu kehilangan kedua kakinya akibat serangan radang dingin di Everest empat dasawarsa silam. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
Foto pada 4 April 2018 memperlihatkan pendaki difabel asal China, Xia Boyu selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Xia Boyu berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di dunia, Everest di Nepal pada Senin (14/5) waktu setempat. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
Foto pada 4 April 2018 memperlihatkan pendaki difabel asal China, Xia Boyu selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Dalam usianya yang ke-69, Xia menuntaskan usaha kelimanya untuk mencapai puncak gunung bertinggi 8.848 meter itu. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
Foto pada 4 April 2018 memperlihatkan pendaki difabel asal China, Xia Boyu selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Xia Boyu berhasil mencapai puncak Everest pada Senin (14/5) waktu setempat dengan tujuh anggota lain dari timnya. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
Foto yang diambil pada 4 April 2018 memperlihatkan pendaki difabel asal China, Xia Boyu (69) selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Xia pertama kali mencoba menaklukkan Everest ketika ia berusia 26 tahun. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
Foto pada 4 April 2018, pendaki difabel asal China Xia Boyu selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Pada pendakian tahun 1975 itu ia kehilangan kakinya karena terkena Radang Dingin setelah meminjamkan Sleeping Bagnya kepada timnya. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
Foto pada 4 April 2018 memperlihatkan pendaki difabel asal China, Xia Boyu selama wawancara di Bhaktapur, Kathmandu. Xia menjadi orang kedua yang berhasil menuju puncak Everest usai amputasi ganda setelah Selandia Baru Mark Inglis. (AFP/PRAKASH MATHEMA)
