Sukses

Parah! Gamer Rela Ngutang Rp 84 Juta Demi Game Online

Ia meminjam uang dalam jumlah besar hanya untuk berbelanja item-item khusus di sebuah permainan game online.

Game online kerap dituduh sebagai biang keladi hancurnya kehidupan seseorang. Bagaimana tidak, game online diyakini dapat menyebabkan seorang gamer kecanduan dan mengacuhkan berbagai hal penting lainnya dalam kehidupan.

Meski tak sepenuhnya benar, namun berbagai kejadian di berbagai penjuru negara nyatanya membenarkan argumen tersebut. Yang terbaru adalah kisah kecanduan game online yang terjadi di Korea Selatan berikut ini.

Menurut yang dilansir laman Kotaku, Rabu (25/9/2013), seorang pria asal Korea Selatan yang tak bersedia disebutkan namanya dilaporkan berani mengambil pinjaman alias ngutang sebesar US$ 7.300 atau sekitar Rp 84 juta dari sebuah bank.

Sang pria berusia 30 tahunan ini secara sadar meminjam uang dalam jumlah yang cukup besar tersebut hanya untuk berbelanja item-item khusus di sebuah permainan game online. Membeli item pada game online sendiri dikenal sebagai salah satu cara termudah untuk meningkatkan performa dan kemampuan karakter yang dimainkan pada sebuah game online.

Kebodohan pria tersebut terungkap di sebuah acara konsultasi di televisi bertajuk Hello Counsellor. Di acara itu istri sang pria menelepon dan meminta saran tentang kecanduan game yang dialami suaminya.

Menurut sang istri, suaminya itu sebelumnya juga telah menghabiskan US$ 1.800 untuk membeli beberapa item game. Pria tersebut diketahui ngegame selama lima jam sehari selama hari kerja dan 19 jam selama akhir pekan. Bahkan ia sering tak masuk kerja agar bisa main game. Salah satu game favorit yang sering dimainkan adalah "Mu: Blue" besutan Webzen, perusahaan gaming asal Korea.

Berbelanja item game memang dianggap sebagai salah satu pemicu seseorang menjadi kecanduan game onlie. Semakin banyak item game yang dimiliki, karakter yang dimainkan oleh gamer akan semakin kuat dan terkalahkan. Berbagai kemudahan dalam menyelesaikan misi pun bisa Anda dapatkan. (dhi/dew)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.