Sukses

OPINI: Transisi Energi Tradisional ke Energi Terbarukan Bukan soal Kalah Menang

Penambahan sumber energi baru tanpa sistem manajemen termutakhir bisa mengakibatkan ketidakseimbangan yang serius dalam jaringan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kini sedang berada di titik balik. Sebagai negara yang pulih dari pandemi dan kembali ke jalur pengembangan ekonomi, Indonesia tengah menghadapi dilema antara menyeimbangkan pertumbuhan industri energi dan aksi perubahan iklim yang mungkin dilihat oleh beberapa orang sebagai 'permainan kalah-menang'.

Pemerintah telah menetapkan target net-zero sampai 2060 dengan latar belakang urbanisasi yang pesat serta kebutuhan energi serta tantangan seputar pembangkitan, pendistribusian, dan pengelolaan energi lebih terbarukan dan bersih yang mengalami akselerasi.

Solusi yang bisa membantu menjawab tantangan energi tersebut adalah smart energy grid--jaringan listrik yang jarang dilihat, namun akan menjadi sangat penting dalam membantu Indonesia memecahkan tantangan energi dan mencapai ambisi keberlanjutannya.

Kondisi Jaringan Energi Saat Ini

Jaringan listrik tradisional (energi tradisional) tidak didesain untuk menangani, atau katakanlah mengoptimalkan, sumber energi terbarukan yang berbeda-beda.

Rata-rata jaringan saat ini memiliki struktur top-down, yang dibangun untuk memfasilitasi aliran listrik dari sumber energi pusat yang biasanya berbasis karbon.

Energi listrik tersebut kemudian didistribusikan melalui gardu induk lokal, dan akhirnya ke berbagai perusahaan dan rumah. Ini adalah peralatan tidak bergerak yang membutuhkan penyesuaian manual dan waktu tunggu (lead time) untuk setiap perubahan atau rekonfigurasi.

Sistem lama ini didesain untuk mendukung aliran listrik satu arah yang bisa diprediksi dari sumber energi yang relatif sedikit dan kurang diperlengkapi untuk mengatasi realitas energi terbarukan, yang pasokannnya lebih tidak stabil dan sumber energinya lebih terdistribusi--seperti panel surya, bahan bakar sel, dan turbin angin.

Karena Indonesia menargetkan untuk menambah lebih banyak sumber energi terbarukan dalam pasokan listriknya, hal ini menciptakan ketegangan dalam jaringan listrik tradisional karena penambahan sumber energi baru tanpa sistem manajemen termutakhir ini bisa mengakibatkan ketidakseimbangan yang serius dalam jaringan.

Dan setiap ketidakseimbangan dalam penyediaan pasokan listrik, misalnya untuk jaringan Jawa-Bali--jaringan listrik terbesar di Indonesia-- bisa berdampak buruk bagi lebih dari setengah penduduk negeri ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rahasia untuk Transisi Energi Terbarukan

Untuk sukses dalam transisi energi, kita harus mengubah jaringan listrik menjadi infrastruktur yang lebih gesit, mendukung teknologi digital, dan fokus pada sumber energi terbarukan.

Kita membutuhkan jaringan listrik yang lebih pintar, yang bisa memaksimalkan penggunaan energi bersih, beradaptasi dengan permintaan tinggi maupun rendah secara real time, dan memanfaatkan perangkat IoT untuk meningkatkan efisiensi energi.

Digitalisasi dan pengenalan infrastruktur yang diatur software akan memungkinkan kemampuan pengelolaan dari jarak jauh serta penyesuaian secara instan ketika ada perubahan.

Ini adalah jenis tantangan yang diatasi oleh solusi teknologi smart grid Intel. Solusi ini meratakan jaringan, mengintegrasikannya dengan sistem yang sudah ada untuk mengonsolidasi berbagai layer aplikasi lama menjadi satu platform yang memberikan manfaat dari pengambilan keputusan berbasis AI dan penyeimbangan beban yang dioptimalkan.

Ini memungkinkan aliran listrik multi-arah, memfasilitasi penggunaan energi terbarukan yang jauh lebih banyak.

Dan ini membuka lebih banyak data yang disimpan di perangkat di seluruh jaringan, sehingga memungkinkan analitik, simulasi, dan perencanaan skenario yang lebih mutakhir. Hal ini hanya bisa terjadi melalui pengenalan digitalisasi dan konvergensi operasional dan teknologi informasi.

Para operator bisa memanfaatkan sumber energi tertinggi dan terbaik, terlepas di manapun lokasinya, dan mendapatkan manfaat dari tool yang membantu mereka mengelola situasi darurat secara presisi, seperti tetap menjaga aliran listrik untuk rumah sakit tetap menyala--bukan di blok per kantor kosong sebelah--selama terjadinya bencana angin topan misalnya.

Pelanggan juga bisa memanfaatkan informasi yang real time sehingga mereka bisa menyesuaikan kebiasaan penggunaan energi mereka, seperti mengisi daya kendaraan listrik di malam hari di luar jam sibuk, bukan di siang hari saat konsumsi energi rumah sedang tinggi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Menyeimbangkan Pengembangan Ekonomi Melalui Modernisasi Jaringan

Indahnya jaringan yang lebih cerdas adalah semua orang mendapatkan manfaat dari jaringan yang memungkinkan energi dipasok oleh sumber energi yang lebih terbarukan, didistribusikan secara lebih andal, dan digunakan secara presisi berkat kecerdasan dan analitik otomatis mengenai kebutuhan lokal secara real time.

Hal ini selaras dengan prioritas yang digarisbawahi di Energy Transition Readiness Index yang didiskusikan dalam Asia Pacific Energy Week awal tahun ini.

Keunggulan dari pengaturan, pemeliharaan, dan operasional dari jaringan energi masa depan melalui solusi digital dianggap sebagai kunci untuk mengatasi dan menjaga keamanan pasokan energi dalam menghadapi pertumbuhan pangsa sumber energi terbarukan di masa yang akan datang.

Dampak kumulatif dari perubahan tersebut bisa  menjadi pengubah permainan dalam pembangunan ekonomi.

Meskipun jaringan listrik mungkin tak terlihat, ini sangat penting bagi kemajuan transisi energi dan keamanan energi.

Karena energi menjadi bisa dilacak, transparan, dan lebih mudah didistribusikan, pembangunan ekonomi dan keberlanjutan pada akhirnya bisa saling melengkapi satu sama lain.

**Penulis adalah Alexis Crowell, Vice President, Sales, Marketing & Communications Group, dan Managing Director, Asia Pacific Territory, Intel Corporation

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.