Sukses

Ingin Jual HP Android Lawas? Simak 5 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Melakukannya

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui hal-hal yang diharus dilakukan sebelum menjual HP Android lawas ke orang lain.

Liputan6.com, Jakarta - Siklus kehadiran smartphone saat ini harus diakui kian menyempit. Dalam satu atau dua bulan, vendor smartphone pasti akan memperkenalkan produk terbarunya.

Model yang ditawarkan pun beragam, mulai dari perangkat kelas menengah hingga premium. Karenanya, apabila kamu ingin membeli smartphone baru kini variasinya pun lebih beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Namun untuk bisa membeli smartphone baru, tidak jarang seseorang perlu lebih dulu menjual smartphone lamanya. Cara ini terbilang membantu karena bisa mendapat tambahan dana ketika membeli perangkat baru.

Oleh sebab itu, bagi kamu yang ingin menjual HP Android lawasmu, Tekno Liputan6.com akan memberikan tips langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum menjualnya perangkat tersebut. Apa saja langkahnya? Simak daftarnya berikut seperti dikutip dari Make Use Of, Selasa (21/6/2022).

Cadangkan Data yang Ada di HP Lama

Langkah pertama dan paling penting untuk dilakukan adalah mencadangkan (back up) data yang ada di perangkat lama. Kamu harus memastikan seluruh data tersebut aman dan bisa ditransfer ke perangkat baru.

Data-data ini termasuk kontak, daftar panggilan, pesan, foto, video, dokumen, termasuk pula riwayat percakapan di aplikasi chatting. Untuk melakukannya, kamu bisa mencadangkan di layanan cloud yang sudah banyak tersedia.

Jadi, ketika membeli smartphone baru kamu tinggal memulihkannya kembali. Cara lain adalah kamu bisa membeli perangkat baru lebih dulu, baru kemudian memindahkan data yang ada di perangkat lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Langkah-Langkah Lain

Hapus Semua Akun di Perangkat Lama

Setelah mencadangkan data di perangkat lama, kamu perlu menghapus semua akun yang ada di perangkat lawas. Akun ini termasuk akun Google, akun Microsoft, WhatsApp, termasuk akun media sosial dan layanan pihak ketiga lain.

Tidak lupa, kamu perlu menghapus proteksi perangkat yang ada di perangkat lawas, termasuk password, PIN, termasuk sidik jari, sehingga orang lain yang membeli tidak kesulitan.

Ambil Kartu SIM dan MicroSD

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengambil kartu SIM dan MicroSD yang masih ada di HP lama. Langkah ini penting agar data yang dimiliki tidak berpindah tangan ke orang lain tanpa sengaja.

Lakukan Factory Reset

Langkah penting selanjutnya sebelum menjual perangkat lama adalah melakukan factory reset. Dengan cara ini, kamu bisa memastikan seluruh data yang ada di perangkat tersebut dihapus dan tidak bisa diakses pemilik baru.

Selain itu, cara ini membuat kinerja smartphone menjadi lebih cepat dan seperti baru, sehingga diharapkan bisa ikut meningkatkan harga jual.

Bersihkan Bodi Smartphone

Setelah membersihkan isi smartphone, kamu juga perlu memerhatikan bagian luarnya pula. Karenanya, kamu perlu membersihkan bodi smartphone sebelum menjualnya ke orang lain.

Langkah ini tentu membuat smartphone terlihat lebih menarik bagi calon pembeli. Apabila ada aksesoris yang digunakan, kamu juga bisa melepas dan membersihkan sisa-sisanya agar membuat smartphone lebih bersih.

3 dari 4 halaman

35 Persen HP Android di Dunia Rentan dari Serangan Hacker

Di sisi lain, perusahaan antivirus Bitdefender baru saja merilis laporan tentang sebagian besar HP Android rentan dari aksi peretasan.

Dalam laporannya, Selasa (14/6/2022), 35 persen ponsel Android akan segera tidak lagi menerima patch keamanan dari Google.

Karena hal ini, ponsel pun menjadi rentan terhadap aksi peretasan atau penyebaran malware berbahaya oleh hacker.

Pakar keamanan komputer itu menjelaskan, alasan terbesar kerentanan di Android adalah karena masalah distribusi OS di smartphone.

"Perangkat Android menguasai sekitar 70 persen pasar, tetapi banyak dari perangkat ini memiliki risiko keamanan karena sudah tidak mendapat dukungan dari Google," kata Bitdefender.

Perusahaan menyebutkan, sebagian besar ponsel yang beredar di pasaran saat ini mayoritas masih menggunakan OS Android versi lama.

Kerentanan di ponsel Android inilah yang sering kali dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk meretas, mencuri informasi dan data pribadi, hingga menyebarkan malware.

"Kami masih dapat menemukan perangkat menjalankan versi Android yang dirilis satu dekade lalu, dan kenyataannya mereka jauh lebih populer dari Anda kira," kata Bitdefender.

Bitdefender merinci, Android 12 mewakili 36,47 persen dari smartphone yang diperhitungkan dalam penelitian ini. Dimana Android 11 terpasang di 29,15 persen secara global.

Sementara itu, Android 10 dipakai di 15,03 persen dari seluruh perangkat. Bitdefender menjelaskan, versi Android ini tidak akan lagi mendapatkan dukungan Google mulai September 2022.

Berdasarkan data tersebut, ada sekitar 35 persen HP Android yang dipakai di seluruh negara saat ini tidak akan mendapatkan patch keamanan dari Google, dan rentan dari serangan hacker.

4 dari 4 halaman

Malware SMSFactory Paksa Pengguna Berlangganan Layanan Premium

Lalu, tim peneliti keamanan siber Avast memberi peringatan kepada pengguna Android tentang malware bernama SMSFactory.

Disebutkan, malware Android tersebut memiliki kemampuan untuk menambahkan biaya yang tidak diinginkan ke tagihan telepon korbannya.

Mengutip laporan Avast via Bleeping Computer, Rabu (8/6/2022), korban malware SMSFactory sama sekali tidak mengetahui diri mereka telah berlangganan layanan premium.

Sayangnya, perusahaan tidak mengungkap lebih detail tentang berapa banyak pengguna Android sudah menjadi korban malware SMSFactory ini.

Namun, Avast mencatat pelaku kejahatan berupaya menginfeksi puluhan ribu pengguna Android di setidaknya delapan negara di dunia.

Menurut Avast, SMSFactory menargetkan lebih dari 165 ribu pengguna Android antara Mei 2021 hingga Mei 2022.

Adapun sebagian besar target penyebaran malware ini, antara lain di Rusia, Brasil, Argentina, Turki, dan Ukraina.

"SMSFactory memiliki beberapa metode distribusi, seperti malvertising, push notification, iklan pop-up di sebuah situs, dan video menjanjikan cheat sebuah game atau akses ke konten dewasa," tulis Avast.

Walau kemampuan utama SMSFactory adalah mengirim teks premium dan melakukan panggilan ke nomor telepon premium, peneliti di Avast menemukan fitur lainnya.

Avast menjelaskan, SMSFactory menyembunyikan fitur dimana pelaku dapat mencuri daftar kontak pada perangkat yang sudah disusupi malware.

Jakub Vávra dari Avast mencatat, "SMSFactory muncul di toko aplikasi tidak resmi, seperti di APKMods dan PaidAPKFree."

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.