Sukses

Survei Facebook: 80,8 persen Orang Indonesia Bersedia Divaksinasi

Survei yang dijalankan oleh University of Maryland dan Facebook ini dilakukan sejak 10 Januari hingga 31 Maret 2021

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI mengumumkan hasil laporan survei yang dilakukan atas kerja sama University of Maryland dan Facebook terkait vaksinasi covid-19 di Indonesia.

Hasilnya, 80,8 persen orang Indonesia bersedia divaksinasi Covid-19. Survei yang dijalankan pada rentang 10 januari hingga 31 maret 2021 ini juga melihat kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.

“Data yang akurat sangat penting dalam upaya penanggulangan Covid-19 dan formulasi kebijakan yang tepat untuk vaksin Covid-19,” kata Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Oscar Primadi, dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/5/2021).

Ia juga mejelaskan, dari survei bertajuk 'Covid-19 Symptom Survey' ini menyatakan bahwa keraguan masyarakat memandang vaksinasi mengalami penurunan dari 28,6 persen ke 19,2 persen selama periode survei.

Dengan demikian, Oscar mengklaim upaya yang dilakukan melalui program yang dijalankan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin Covid-19 berjalan dengan baik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Survey Gabungan

Sebagai informasi, 'Covid-19 Symptom Survey' ini dijalankan oleh Program Gabungan Metodologi Survei University of Maryland dengan kemitraan bersama Facebook.

Pengumpulan data survei dilakukan oleh University of Maryland dengan mengedepankan dan menjaga privasi semua responden. Selain responden dari Indonesia, orang-orang dari 200 negara dan negara bagian juga turut berpartisipasi dalam survei yang dilakukan diluar platform Facebook ini.

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari, berharap hasil survei yang langsung disampaikan kepada peneliti ini dapat membantu mengurangi dampak negatif dari pandemi Covid-19.

“Saya juga berharap agar kami dapat terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tidak hanya di tahun ini, namun seterusnya,” ujar Ruben.

Di Indonesia, penelitian dilakukan terhadap 178.988 responden. Temuan dari survei ini memberikan rincian demografis dari keraguan vaksin COVID-19 yang dilaporkan sendiri, alasan keraguan, sumber informasi terpercaya, dan perilaku utama seperti pemakaian masker dan jarak sosial di negara ini.

“Sebagai salah satu survei vaksin COVID-19 terbesar di Indonesia, luasnya hasil dari survei ini sangat berharga seiring dengan upaya kami untuk mengatasi dampak terburuk pandemi ini bagi masyarakat Indonesia dan memastikan ketersediaan vaksin bagi semua melalui intervensi berbasis bukti,” jelas Oscar.

 

3 dari 3 halaman

Temuan Lain

Beberapa temuan lainya dari survei ini diantaranya, 49,2 persen orang dewasa ragu terhadap efek samping vaksin, dan 34,9 persen mengaku ingin menunggu dan melihat situasi terlebih dahulu sebagai alasan utama keraguan.

Mengacu pada kelompok umur, kelompok usia muda termasuk yang paling banyak ragu akan vaksinasi. Hasilnya, kelompok usia 18-24 tahun sebesar 20,9 persen dan usia 25-34 tahun sebesar 21,4 persen.

Dari sisi demografis, provinsi Riau dan Sumatera Selatan menempati posisi keragu-raguan tertinggi diatara kelompok usia 18-24 tahun dengan masing-masing 32,1 persen dan 31,7 persen. Sedangkan Banten dan Bali paling rendah dalam keragu-raguan vaksin diantara kelompok usia dengan 14,8 persen dan 13,3 persen.

Kemudian, pada Maret 2021, 86 persen orang Indonessia yang telah disurvei mengaku mengenakan masker saat berada di tempat umum. Dengan perolehan tertinggi di Bali sebesar 92 persen dan terendah di Aceh dengan 72 persen.

Pada waktu yang sama, lebih banyak orang melakukan kontak langsung dengan orang yang tidak tinggal bersama dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan terjadi sebesar 2 persen, dari 36 persen menjadi 38 persen.

Kontak langsung juga meningkat sebesar sekitar 7 persen di Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini