Sukses

Bill Gates: Facebook Cs Perlu Pertimbangkan Donald Trump Kembali ke Medsos

Bill Gates berpendapat, perusahaan media sosial seperti Facebook perlu mempertimbangkan untuk memberi izin Donald Trump kembali ke platform media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus filantropis Bill Gates berpendapat, perusahaan media sosial seperti Facebook dan lain-lain perlu mengizinkan Donald Trump kembali ke medsos, terlepas dari klaim kemenangannya atas Pilpres 2020.

"Saya pikir, di beberapa titik, dia mungkin akan diizinkan kembali (ke media sosial) dan mungkin harus diizinkan kembali," kata Bill Gates dalam sebuah acara, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (23/2/2021).

Host CNBC Squawk Box, Andrew Ross Sorkin, bertanya kepada Bill Gates, jika dia berada di posisi dewan pengawas Facebook, apakah dirinya akan membiarkan Donald Trump kembali ke platform.

"Aneh, kalau Anda tahu, mengatakan Pemilu dicuri tanpa bukti apa pun di sana. Betapa korosifnya itu," kata Gates, yang sebelumnya mengkritik penanganan pandemi Covid-19 oleh Trump.

Kendati begitu, Bill Gates menyebut Facebook dan perusahaan jejaring sosial lainnya akan menemukan cara untuk membiarkan Donald Trump kembali ke medsos.

Bill Gates menyebut, unggahan informasi palsu Donald Trump di masa lalu bisa diklarifikasi dengan label peringatan (hoaks).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kehilangan Pengikut

"Anda tahu, minat orang pada apa yang dikatakannya (Donald Trump) mungkin turun sedikit, namun itu menarik untuk ditonton," katanya.

Larangan bermedia sosial telah membuat Donald Trump kehilangan panggung untuk mengeluarkan pernyataan dan opininya.

Bahkan sejak meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021, tidak banyak pernyataan yang dikeluarkan Donald Trump.

3 dari 3 halaman

Facebook Cs Blokir Donald Trump Main Medsos

Perlu diketahui, Facebook dan media sosial lain seperti Twitter hingga Snapchat telah menangguhkan Donald Trump dari platformnya.

Penyebabnya karena Donald Trump menyebarkan serangkaian teori konspirasi yang tidak mendasar dan berbagai kebohongan mengenai kekalahannya dalam Pilpres 2020.

Gara-gara berbagai klaim kemenangan Donald Trump pula, ia dituding menjadi provokator kerusuhan di Capitol Hill AS, pada 6 Januari 2021. Kerusuhan ini pun menewaskan lima orang.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.