Sukses

Top 3 Tekno: Ekstensi Berbahaya di Chrome dan Microsoft Edge Jadi Sorotan

Tim peneliti di Avast Threat Intelligence memperingatkan ada add-on (ekstensi) berbahaya di browser Chrome dan Edge.

Liputan6.com, Jakarta - Tim peneliti di Avast Threat Intelligence memperingatkan ada add-on (ekstensi) berbahaya di browser Chrome dan Edge, sudah diunduh lebih dari 3 juta kali.

Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (17/12/2020), kemarin.

Informasi lain yang tak kalah populer datang dari pegiat aksara Sunda yang mengirim surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Bahaya, Segera Hapus Ekstensi Ini dari Google Chrome dan Microsoft Edge

Tim peneliti keamanan siber di Avast Threat Intelligence baru saja mengungkap laporan soal ekstensi (add-on) yang terinfeksi malware berbahaya.

Dalam laporan tersebut, tim peneliti memperingatkan add-on di browser Chrome dan Edge berbahaya tersebut sudah diunduh lebih dari 3 juta kali.

Cukup mengherankannya, saat ini add-on yang terinfeksi malware dan mampu mencuri informasi dan mengarahkan korban ke situs phishing ini masih tersedia di Chrome Web Store dan portal Microsoft Edge.

Baca selengkapnya di sini

2. Digitalisasi Aksara Sunda Minim Dukungan, Pegiat Kirim Surat Terbuka ke Ridwan Kamil

Tokoh pegiat aksara Sunda, Ilham Nurwansah, bersama eks anggota Tim Unicode Aksara Sunda, Dadan Sutisna, mengirim surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, belum lama ini.

Surat terbuka itu dikirim melalui status Facebook Ilham Nurwansah, sebagai imbas dari tidak diresponnya surat terdahulu yang mereka kirim untuk mendapatkan surat dukungan dari lembaga pemerintahan daerah perihal pendaftaran aksara Sunda ke lembaga internet dunia (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers/ICANN).

"Kami mengirim surat terbuka ini sebagai langkah terakhir. Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, tetapi selalu terjerat di belantara birokrasi," tulis Ilham di akun Facebook miliknya, dikutip Kamis (17/12/2020).

Baca selengkapnya di sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Otoritas Lokal Tolak Usulan Rumah Sakit Pakai Nama Mark Zuckerberg

Sebuah rumah sakit lokal di San Francisco diusulkan untuk diubah namanya menjadi Rumah Sakit Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan. Rumah sakit yang diusulkan untuk berganti nama dengan nama bos Facebook adalah San Francisco General Hospital.

Rumah sakit tersebut diusulkan ganti nama menggunakan nama Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan setelah pasangan miliarder berdonasi sebesar USD 75 juta (setara Rp 1 triliun) di tahun 2015. Donasi itu ditujukan untuk mendanai sebuah pusat perawatan baru.

Kendati demikian, otoritas lokal setempat menanggapi kritis usulan perubahan nama rumah sakit dengan nama Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan selama beberapa tahun belakangan ini.

Baca selengkapnya di sini 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini