Sukses

Kabar Baik, Gadis 14 Tahun Temukan Cara untuk Mengembangkan Obat Covid-19

Penemuan ini bisa membantu para ilmuwan lebih memahami sifat virus, yang selanjutnya dapat membantu mengembangkan obat atau vaksin Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan farmasi di seluruh dunia saat ini tengah berlomba menemukan obat atau vaksin untuk virus corona (Covid-19).

Tampaknya kabar baik datang dalam bentuk penemuan yang dilakukan oleh seorang gadis berusia 14 tahun dari Frisco, Texas, Amerika Serikat.

Gadis cilik bernama Anika Chebrolu itu telah memenangkan ajang 2020 3M Young Scientist Challenge dan mendapatkan hadiah uang tunai senilai US$ 25.000 atau sekitar Rp 370 juta. Demikian sebagaimana dikutip dari Ubergizmo, Selasa (20/10/2020).

Penemuan Chebrolu bukanlah obat untuk menyembuhkan seseorang dari Covid-19, tetapi penemuan tersebut dapat membantu para ilmuwan lebih memahami sifat virus, yang selanjutnya dapat membantu mengembangkan obat atau vaksin.

Penemuannya menggunakan apa yang dikenal sebagai metodologi in-silico, mengarah pada penemuan molekul timbal yang dapat mengikat protein lonjakan virus Covid-19.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bantuan Mentor

Menurut Chebrolu, proyek awalnya menyasar virus influenza yang saat ini belum ada obatnya (hanya treatmen dan vaksinasi tahunan).

Namun, karena pandemi yang kini masih berlangsung dan melihat berapa banyak orang yang terkena dampaknya--berkat bantuan mentornya--Chebrolu mengubah arah proyeknya ke Covid-19.

 

3 dari 3 halaman

Perlu Bantuan Ahli Virologi

Yang saat ini perlu segera dilakukan adalah bekerja sama dengan para ilmuwan dan peneliti, yang diharapkan penemuannya dapat membantu pengembangan penyembuhan potensial.

"Upaya saya untuk menemukan senyawa timbal dalam mengikat protein lonjakan virus SARS-CoV-2 mungkin tampak seperti setetes air di lautan, dan masih perlu upaya lebih lanjut," kata Chebrolu.

Hal yang menentukan keberhasilan, ia melanjutkan, adalah mengembangkan molekul ini lebih jauh dengan bantuan ahli virologi dan spesialis pengembangan obat.

(Isk/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini