Sukses

Top 3 Tekno: Aplikasi Pemantau Kualitas Udara 'Nafas' Paling Populer

Artikel mengenai aplikasi "Nafas" yang menjadi mitra Pemprov DKI untuk memantau kualitas udara, menjadi artikel terpopuler pada Senin (28/9/2020) di kanal Tekno Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Artikel mengenai aplikasi "Nafas" yang menjadi mitra Pemprov DKI untuk memantau kualitas udara, menjadi artikel terpopuler pada Senin (28/9/2020) di kanal Tekno Liputan6.com.

Selain itu, dua artikel lainnya yang menyedot perhatian pembaca adalah artikel mengenai perusahaan teknologi yang ramai-ramai menentang kebijakan App Store dan langkah Google yang menghapus 17 aplikasi Android terinfeksi malware Joker.

Selengkapnya, simak Top 3 Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Aplikasi Nafas Siap Pantau Kualitas Udara di DKI Jakarta dengan 27 Sensor Aktif

Pemprov DKI bersama dengan Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies belum lama ini menggelar kerja sama berupa Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta.

Melalui teleconference pada saat itu, disebutkan bahwa polusi udara diperkirakan turut berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernapasan setiap tahunnya di Jakarta. Dengan kata lain, terdapat 11 kasus per menit.

Pemprov DKI dan Bloomberg Philanthropies juga turut mengumumkan beberapa inisiatif, termasuk situs web dan dokumen "Menuju Udara Bersih Jakarta".

Langkah pertama yang disampaikan dalam dokumen tersebut adalah Pemantauan Kualitas Udara Ambien dan salah satu inisiatif langkah yang ditempuh adalah meningkatkan jaringan pemantauan kualitas udara di Jakarta.

Selengkapnya baca di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Perusahaan Teknologi Ramai-Ramai Menentang Kebijakan App Store Apple

Perusahaan teknologi beramai-ramai menentang kebijakan toko aplikasi App Store  milik Apple.

Perusahaan-perusahaan yang dimaksud mulai dari Epic Games (pengembang Fortnite), Spotify, Basecamp, Match Group (pemilik Tinder), Tile, Blix, dan Deezer.

Mengutip The Verge, Senin (28/9/2020), mereka membentuk Coalition for App Fairness alias Koalisi untuk Keadilan Aplikasi.

Kelompok ini memiliki tujuan membuat aturan yang sifatnya 'level playing field' atau kesetaraan dalam bisnis aplikasi dan memberikan kebebasan ke pengguna untuk memilih aplikasi di perangkatnya.

Selain bergerak bersama, masing-masing dari perusahaan tengah berselisih dengan Apple karena kebijakan di App Store.

Adanya koalisi ini menandakan bahwa perusahaan teknologi melakukan upaya terkoordinasi, sehingga para pengembang dapat memprotes aturan Apple melalui jalan yang formal.

Tujuannya adalah membentuk organisasi di mana pengembang dapat bergabung, terutama pengembang yang tidak memiliki sumber daya untuk melawan Apple.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 3 halaman

3. Google Hapus 17 Aplikasi Android yang Terinfeksi Malware Joker

Google baru saja menghapus 17 aplikasi Android yang terinfeksi malware Joker dari toko aplikasi perusahaan, yaitu Play Store.

Adapun ke-17 aplikasi yang terinfeksi malware Joker ini ditemukan oleh peneliti keamanan dari Zscaler.

"Spyware ini dibuat untuk mencuri pesan SMS, daftar kontak, dan informasi perangkat korban," ucap Viral Gandhi, salah satu tim peneliti keamanan Zscaler, sebagaimana dikutip dari Zdnet, Senin (28/9/2020).

"Tak hanya itu, spyware ini juga diam-diam mendaftarkan korban ke layanan protokol aplikasi nirkabel (wireless applicaion protocol, WAP) premium."

Adapun ke-17 aplikasi yang terinfeksi malware Joker itu diunggah ke Play Store pada bulan ini, dan sudah diunduh lebih dari 120 ribu kali sebelum terdeteksi.

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.