Sukses

95 Persen Pengguna Tiongkok Rela Kehilangan iPhone Ketimbang WeChat

95 persen pengguna Tiongkok yang disurvei mengklaim bahwa mereka lebih cenderung rela kehilangan iPhone ketimbang tak bisa mengakses WeChat.

Liputan6.com, Jakarta - Diberitakan sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk melarang aplikasi WeChat, menyusul perang dagang antara AS-China.

Jika langkah ini diterapkan, penjualan iPhone diprediksi akan menurun. Namun, survei terbaru menunjukkan situasi yang jauh lebih buruk akan menimpa Apple.

Dalam survei yang dibuat di Weibo dan ditemukan Bloomberg, sekitar 95 persen dari pengguna Tiongkok yang disurvei mengklaim bahwa mereka lebih cenderung rela kehilangan iPhone ketimbang tak bisa mengakses WeChat.

Dilansir Ubergizmo, Jumat (14/8/2020), WeChat sendiri lebih dari sekadar aplikasi perpesanan, yang mana memiliki banyak kegunaan bagi masyarajat China dan sejumlah lapisan masyarakat di dunia.

Pengguna dapat menggunakan WeChat untuk melakukan pembayaran seluler ke pengecer, saling mengirim uang, bermain gim, membayar tagihan, membeli tiket transportasi umum, dan sebagainya.

Selain itu, mengingat China melarang aplikasi komunikasi lain seperti Facebook Messenger, ada orang yang tinggal di luar China mengandalkan aplikasi tersebut untuk tetap berhubungan dengan teman, anggota keluarga, atau mitra bisnis di China.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

AS Blokir WeChat, Penjualan iPhone Diprediksi Menurun

Analis Ming-Chi Kuo memperkirakan pemblokiran aplikasi WeChat oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada penjualan iPhone secara global. Dampak terburuk, penjualan iPhone bisa menurun 25-30 persen.

Seperti diketahui sebelumya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menandatangi perintah eksekutif untuk melarang ByteDance dan Tencent berbisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.

Langkah tersebut merupakan upaya AS memblokir aplikasi-aplikasi Tiongkok, yang diduga menimbulkan risiko terhadap keamanan data konsumen AS di tangan pemerintah Tiongkok. WeChat merupakan aplikasi pesan populer milik Tencent.

"Karena WeChat sangat penting bagi pengguna Tiongkok, mengintegrasikan komunikasi, pembayaran, e-commerce, software sosial, membaca berita, dan fungsi produktif, kami percaya langkah tersebut akan memengaruhi pengapalan iPhone di pasar Tiongkok," ungkap Kuo dalam catatan risetnya, seperti dikutip dari GSM Arena, Selasa (11/8/2020).

Karena penjualan iPhone bisa menurun, penjualan aksesoris terbaik iPhone juga diprediksi bisa menurun. Sementara untuk pengapalan iPhone secara global diprediksi turun 25 - 30 persen.

"Pengapalan iPhone global diperkirakan akan turun 25 - 30 persen. Pengapalan global produk-produk hardware Apple lain termasuk AirPods, iPad, Apple Watch, dan Mac, akan turun 15 -25 persen," jelas Kuo.

3 dari 3 halaman

Dampak Lain

Sementara itu dalam skenario terbaik, Kuo mengatakan, pemblokiran Tencent hanya akan menyebabkan Apple menghapus WeChat dari App Store di AS.

"Jika ini terjadi, diperkirakan hanya 3 hingga 5 persen dari penjualan iPhone yang akan terpengaruh, sementara produk-produk Apple lainnya akan kurang dari 3 persen," ungkap Kuo.

Kuo merekomendaiskan bahwa investor-investor dari perusahaan dalam rantai suplai Apple harus mengurangi kepemilikan sahamnya. Hal ini disebabkan pemblokiran WeChat dapat memengaruhi perusahaan-perusahaan tersebut dalan skenario apa pun.

Pemblokiran terhadap Tencent dan TikTok akan berdampak pada kedua perusahaan. Hal serupa yang dialami Huawei masih berdampak sampai saat ini.

(Isk/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini