Sukses

Aplikasi Alternatif TikTok Tumbuh Tiga Kali Lipat di AS Sejak Wacana Pelarangan

Empat aplikasi serupa TikTok mengalami pertumbuhan yang secara akumulatif mencapai 361 persen terhitung sejak 27 Juli.

Liputan6.com, Jakarta - Pelarangan TikTok di AS telah menjadi sorotan belakangan ini. Hal ini ternyata berdampak positif bagi aplikasi alternatif TikTok.

Ada beberapa aplikasi yang berhasil menarik perhatian pengguna TikTok. Menurut laporan perusahaan riset pasar aplikasi mobile Sensor Tower, empat aplikasi serupa TikTok mengalami pertumbuhan yang secara akumulatif mencapai 361 persen terhitung sejak 27 Juli.

"Kompetitor telah mendapat manfaat dari ketidakpastian masa depan TikTok di AS, dan aplikasi berbagi video alternatif terbesar yang tumbuh adalah Triller, Zynn, Dubsmash, dan Byte," ujar Stephanie Chan, Mobile Insights Strategist di Sensor Tower, dikutip dari keterangan perusahaan.

Keempat aplikasi itu secara kolektif mengantongi 1,5 juta pemasangan pada pekan 27 Juli setelah Gedung Putih mengancam akan melarang TikTok beroperasi di pasar AS.

Aplikasi Alternatif TikTok Tumbuh Tiga Kali Lipat di AS Sejak Wacana Pelarangan. Kredit: Sensor Tower

"Angka ini mewakili pertumbuhan 361 persen dari pekan 20 Juli, ketika keempat aplikasi itu meraih 316 ribu pemasangan," tutur Stephanie.

Di antara keempat aplikasi itu, Triller dan Byte tumbuh paling signifikan dari pekan ke pekan, yang masing-masing naik 1.227 persen dan 418 persen.

Triller, pada periode ini, menempati posisi pertama di antara aplikasi gratis teratas untuk iPhone di 50 pasar, termasuk AS pada 1 Agustus.

Adapun Byte, aplikasi yang dibuat oleh kreator Vine itu telah mengalami lonjakan unduhan selama pekan 6 Juli saat pemerintah AS mengisyaratkan pelarangan TikTok. Selama periode itu, angka pemasangan Byte meningkat 275 kali lipat pada pekan 29 Juni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orang Indonesia Kedua Paling Banyak Unduh TikTok per Juli 2020

TikTok menjadi aplikasi kategori selain gim paling banyak diunduh di seluruh dunia per Juli 2020.

Aplikasi di bawah naungan Bytedance itu, menurut laporan perusahaan riset pasar aplikasi mobile Sensor Tower, mengantongi lebih dari 65,2 juta unduhan, yang setara dengan 21,4 persen peningkatan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Negara-negara dengan pemasangan aplikasi TikTok terbanyak selama periode ini adalah pengguna berbasis di Amerika Serikat dengan 9,7 persen dan Indonesia dengan 8,5 persen," ujar Julia Chan, Mobile Insights Analyst dikutip dari keterangan resmi perusahaan.

Dalam laporan 10 besar aplikasi kategori non gim di seluruh dunia per Juli 2020 tersebut, Facebook menempati posisi kedua dengan lebih dari 53,6 juta unduhan.

10 Aplikasi dengan Angka Unduhan Tertinggi Juli 2020. Kredit: Sensor Tower

"Negara-negara dengan jumlah pemasangan Facebook terbesar adalah India dengan 23,1 persen, diikuti oleh Indonesia dengan 9,1 persen," tutur Julia.

Di posisi ketiga, keempat dan kelima ada ZOOM, Instagram, dan WhatsApp sebagai aplikasi kategori non gim paling banyak dipasang di seluruh dunia pada bulan tersebut.

Adapun posisi keenam hingga kesepuluh diisi oleh Messenger, Google Meet, Snack Video, Likee, dan Instagram.

3 dari 4 halaman

Instagram Reels Resmi Hadir, TikTok Punya Kompetitor Baru

Sebelumnya Instagram Reels resmi hadir pada Rabu (5/8/2020). Menurut keterangan resmi perusahaan, Instagram Reels memungkinkan pengguna untuk membuat video berdurasi 15 detik dengan tambahan efek audio dan visual, yang dapat dibagikan di Instagram.

Bisa dibilang, kehadiran Instagram Reels membuat TikTok mempunyai kompetitor baru karena kemiripannya. 

Pengguna dapat membuat Reels di bagian bawah kamera Instagram. Di sana pengguna akan mendapati beberapa menu untuk menambah efek audio, efek AR, timer, kecepatan video, dan lain-lain. Mereka yang merupakan pengguna TikTok pasti familiar dengan menu-menu tersebut.

Untuk efek audio, Instagram menyediakan perpustakaan musik. Namun pengguna juga dapat memakai audio sendiri dengan merekamnya.

Nah, audio di Reels yang pengguna buat sendiri kelak dapat dipakai oleh pengguna lainnya bila ia menyetel akunnya sebagai akun publik.

Namun bila akun disetel privat, audio Reels itu tidak akan tersedia dan tidak dapat dipakai oleh pengguna lain, serta Reels itu tidak akan dapat dibagikan dengan mereka yang tidak ada di daftar followers si pemilik Reels.

 

4 dari 4 halaman

Hadir di Feed dan Story

Sama seperti video Instagram biasa, pengguna dapat menambahkan caption, tagar, menandai teman di Reels yang dibagikan. Pengguna juga dapat mengganti gambar kover dar Reels tersebut. 

Ketika pengguna membagikan Reels, ia akan ada di tab Reels di profilnya dan di situ pula orang-orang dapat menemukan Reels tersebut. Reels juga juga dapat dibagikan ke Feed dan muncul di grid utama pengguna.

Terlepas dari setelan akun privat atau publik, pengguna juga dapat membagikan Reels ke Story, ke teman dekat, atau mengirimnya lewat Direct Message. Nah, dalam hal ini Reels akan menghilang setelah 24 jam sama seperti Story biasa.

Untuk saat ini, Reels sudah tersedia di 50 negara.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini