Sukses

Tak Muluk-Muluk, Ini Impian Warganet Ketika Corona Reda

Impian warganet tak muluk-muluk ketika nanti virus corona mereda. Berikut ini cuitan mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, warganet kerap mengungkapkan impiannya ketika nanti penyebaran virus corona mereda. Kali ini, impian tersebut kembali membuncah di Twitter.

Pantauan Tekno Liputan6.com, tagar #KetikaCoronaReda menjadi trending topic di Twitter Indonesia, sejak Selasa (7/4/2020) sore.

Impian warganet pun tak muluk-muluk ketika nantinya corona reda. Berikut ini cuitan mereka, sebagaimana dihimpun dari Twitter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kangen

3 dari 5 halaman

Prediksi Pakar Soal Akhir Wabah Virus Corona Covid-19 di Indonesia

Tak hanya aparat pemerintah dan tenaga medis, sejumlah ahli akademik dari kampus ternama di Tanah Air pun ikut ambil bagian untuk menangani virus ini. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Berbagai kajian dan penjelasan dari pakar tersebut pun menjelaskan puncak pandemi hingga prediksi masa akhir virus corona.

Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PKKPBI ITS), Arman Hakim Nasution mengatakan, berdasarkan data yang telah diolah dari Command Centre BUMN diperkirakan puncak pandemi Covid-19 akan terjadi di minggu pertama dan kedua pada Mei 2020.

Arman Hakim Nasution yang merupakan dosen Departemen Manajemen Bisnis ini merekomendasikan dua poin penting. Di dalam poin pertama terdapat tiga usulan.

Usulan pertama adalah mempersiapkan rumah sakit beserta tenaga medisnya untuk menampung pasien positif COVID-19. Lalu mengubah fungsi lahan terbuka perkantoran milik pemerintah yang berdekatan dengan rumah sakit menjadi Unit Gawat Darurat (UGD) sementara.

"Hal ini untuk mencegah terjadinya keterbatasan ruang perawatan bagi pasien,” ucapnya Minggu, 29 Maret 2020.

"Adapun UGD tersebut akan menggunakan ruang isolasi modular atau yang bisa dibongkar pasang,” lanjutnya.

Usulan kedua, mengintegrasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan rumah sakit milik swasta. Integrasi ini menggunakan sistem Bawah Kendali Operasi (BKO) yang bertujuan mengontrol dan mendistribusikan sumber daya kesehatan, seperti obat-obatan, ambulans, tenaga kesehatan, serta Alat Pelindung Diri (APD) di setiap rumah sakit di Jawa Timur.

Usulan yang ketiga adalah membentuk pusat komando penanganan Covid-19 berskala provinsi. Pusat komando ini berfungsi untuk mengintegrasikan kebutuhan medis dari Pemerintah Pusat kepada Pemprov Jawa Timur dan melakukan pemantauan jumlah tenaga medis beserta pasien positif Covid-19 di setiap daerah.

"Pusat komando ini akan menggunakan sistem informasi terpadu yang mengadopsi Command Center milik BUMN di Jakarta,” jelas Arman Hakim Nasution.

4 dari 5 halaman

Poin Penting Kedua oleh ITS

Selain mempersiapkan rumah sakit beserta tenaga medisnya, lanjut Arman, Pemprov Jawa Timur juga harus memastikan persediaan APD untuk tenaga medis dan ventilator bagi setiap pasien positif virus corona.

Menurut Arman, ITS telah berusaha untuk memberikan kontribusi berupa desain bentuk fasilitas ruang isolasi modular. Selain itu, ITS juga memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang dirancang oleh Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS sebanyak 300 unit produksi per hari.

Sama halnya dengan APD, ITS juga sudah mempersiapkan purwarupa ventilator yang akan diuji oleh tim dokter dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Jika lolos tes uji tersebut, ITS akan melakukan produksi massal dengan melibatkan beberapa industri yang berkaitan.

Dosen yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Business Analytic and Strategy (BAS) ini juga berharap kepada Pemprov Jawa Timur untuk segera mengkaji rekomendasi yang diberikan ITS supaya dapat segera dilaksanakan demi mempersiapkan puncak pandemi COVID-19.

“Intinya jangan terlalu lama dalam bertindak, segera lakukan langkah darurat karena ini saatnya kita bersatu menghadapi COVID-19,” tandasnya.

5 dari 5 halaman

Pakar UGM Prediksi Corona COVID-19 Selesai Akhir Mei

Senada dengan ITS, kampus UGM juga memprediksi bahwa Corona Covid-19 akan selasai pada akhir Mei 2020. Data tersebut dihimpun berdasarkan hasil dari sejumlah pakar matematika.

Pakar statistika UGM dan alumni FMIPA UGM menyampaikan hasil prediksi optimis terkait penyebaran virus corona di Indonesia, dikutip dari web resmi Universitas Gadjah Mada, Minggu (5/4/2020).

"Dari hasil analisis pandemi Covid-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan minimum total penderita positif sekitar 6.174 kasus. Dengan intervensi pemerintah, total penderita corona positif minimum di sekitar 6.200 di akhir pandemi pada akhir Mei 2020,"papar Guru Besar Statistika UGM, Prof.Dr.rer.nat Dedi Rosadi,S.Si., M.Sc., saat konferensi pers secara daring, Rabu (1/4/2020).

Guru Besar Statistika UGM Dedi Rosadi bersama dengan Heribertus Joko, alumnus FMIPA UGM, dan Fidelis I Diponegoro, alumnus PPRA Lemhanas RI membuat prediksi pemodelan matematika untuk memproyeksikan kasus COVID-19 di Indonesia. Model probabilistik ini berdasarkan pada data nyata atau probabilistic data driven model (PPDM).

Dari hasil analisis yang dikembangkannya, ia memperkirakan penambahan maksimum total penderita Corona COVID-19 berada di kisaran minggu kedua, yakni 7 sampai 11 April 2020. Penambahan berkisar 740 sampai 800 pasien per empat hari dan diperkirakan akan mengalami penurunan setelahnya. 

"Ini adalah proyeksi untuk skenario ideal, ketika indikator seperti kebijakan pemerintah untuk pengaturan berhasil dan tidak terjadi jumlah pemudik yang signifikan," ujar Dedi, Rabu (1/4/2020).

(Isk/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini