Sukses

Service Center Xiaomi Tak Lagi Terima Perbaikan Smartphone BM

Upaya ini dilakukan dengan cara tidak lagi menyediakan layanan servis pada smartphone BM di Mi Authorized Service Center.

Liputan6.com, Jakarta - Perlahan, Xiaomi mulai mejalankan langkah untuk membendung peredaran smartphone ilegal atau yang biasa disebut black market (BM).

Upaya ini dilakukan dengan cara tidak lagi menyediakan layanan servis pada smartphone BM di Mi Authorized Service Center.

"Perusahaan menyatakan komitmennya untuk memerangi pendistribusian produk tidak resmi di Indonesia dengan tidak lagi menyediakan layanan purna jual untuk produk tidak resmi di seluruh pusat servis di Indonesia," kata Xiaomi dalam pernyataan yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (4/12/2018).

Sebelumnya, Xiaomi menegaskan komitmen masuk ke pasar Indonesia dengan memenuhi peraturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk smartphone 4G.

Untuk menjalankan komitmennya, Xiaomi menggandeng perusahaan manufaktur dalam negeri PT Sat Nusapersada (Sat Nusa) untuk membantu merakit produknya yang dijual di Indonesia.

Tidak hanya itu, agar kian melebarkan sayap di Tanah Air, vendor Tiongkok inipun bekerja dengan Erajaya Group selaku distributor pemasaran Xiaomi sekaligus garansi resmi perangkat melalui PT Teletama Artha Mandiri (TAM).

Oleh karena itu, ketika konsumen membeli smartphone resmi Xiaomi, pengguna akan memiliki akses ke Mi Authorized Service Centers.

Jaminan yang diberikan selama 15 bulan dan jasa mail-in-centre terbaru untuk memastikan pengalaman pengguna dengan produk Xiaomi berjalan lancar dan tanpa masalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Honor Pastikan Tak ada Smartphone BM

Berbeda dengan Xiaomi, Presiden Honor Indonesia James Yang malah memastikan tak ada satupun smartphone BM Honor yang beredar di Indonesia. 

Ia menyebut, kalau memang ada smartphone Honor black market, penjualan produk di Indonesia bisa lebih banyak.

Namun, hal itu sama sekali tidak memberikan keuntungan baik bagi konsumen, Honor, maupun pemerintah.

"Dari awal kami tidak punya satupun produk black market yang entah itu asalnya dari Singapura, Tiongkok, atau Hong Kong," kata James Yang.

James Yang mengatakan, tanpa produk ilegal, penjualan Honor terus tumbuh di Indonesia dalam beberapa bulan sejak kemunculannya. Jika ada smartphone Honor ilegal, penjualan akan makin tinggi.

Namun, Honor terus mengendalikan agar produk ilegal tak merusak pasar Indonesia.

Tujuannya, agar pelanggan bisa mendapatkan manfaat yang lebih banyak dari smartphone Honor resmi yang sudah disertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah.

3 dari 3 halaman

Pegang Kendali agar Ponsel BM Tak Masuk

"Kami memiliki kendali, agar pelanggan bisa mendapat manfaat lebih tinggi, kami pun sudah memiliki produk resmi (yang dirakit di Indonesia)," katanya.

Terkait rencana pemerintah untuk melindungi konsumen dari peredaran smartphone ilegal dengan metode IMEI, Honor mengaku terus mengikuti regulasi.

"Dengan (kebijakan) IMEI atau tidak untuk mengatasi smartphone ilegal, kami terus mengikuti regulasi pemerintah. Mulai dari manufaktur lokal hingga pengecekan smartphone agar sesuai kualitas internasional," ujar James Yang.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.