Sukses

Apple Diminta Serahkan Data ke Badan Keamanan AS, Buat Apa?

Jumlah permintaan data terhadap Apple ke Badan Keamanan Nasional AS meningkat tiga kali lipat.

Liputan6.com, Jakarta - Apple menerima lonjakan permintaan data dalam bentuk National Security Requests dari Pemerintah Amerika Serikat (AS). Jumlahnya pada semester I 2017 lebih dari 13.250 milik sekira 9 ribu akun, naik tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2015.

Penyebab meningkatkan jumlah permintaan data ini belum diketahui. National Security Request adalah permintaan dari pemerintah yang mengharuskan perusahaan-perusahaan atau individu untuk memberikan data mereka untuk tujuan keamanan nasional.

Permintaan sejenis itu biasanya dibuat dalam bentuk National Security Letters (NSL) dan hanya diminta bila diperlukan untuk penyelidikan.

"Apple menerima berbagai bentuk proses hukum yang meminta informasi. Kami menerima banyak permintaan dari pemerintah global tempat kami beroperasi dan dari pihak-pihak swasta. Jenis-jenis proses yang Apple terima dari AS di antaranya subpoenas, permintaan pengadilan dan permintaan penyadapan," tulis Apple dalam Report on Government and Private Party Requests for Customer Information.

Data ini cukup menarik, terlebih setelah "perang" antara Apple dan Departemen Kehadikan AS (DOJ) pada tahun lalu. Konflik bermula ketika Apple diminta membuka kunci iPhone milik Syed Farook yang dituduh telah membunuh 14 orang dalam penembakan massal di San Bernardino pada 2015. Apple saat itu menolak permintaan tersebut.

Namun kali ini, Apple tidak memiliki pilihan lain terkait puluhan ribu data yang diminta oleh pemerintah. Pasalnya, semua data itu diminta melalui National Security Request.

Berbagi laporan semacam ini kepada publik bersifat sukarela, dan perusahaan-perusahaan teknologi besar lain seperti Facebook hingga Google juga melakukan hal yang sama dengan Apple. Google pada pekan lalu melaporkan telah menerima 500 NSL terkait 1.499 akun, lebih sedikit daripada Apple. Demikian seperti dikutip dari The Next Web, Senin (2/10/2017).

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.