Sukses

Pengertian

Varises dapat menyebabkan komplikasi karena mengganggu aliran darah dalam pembuluh vena. Kebanyakan orang yang memiliki varises tidak mengalami komplikasi, tetapi jika hal itu terjadi, biasanya baru akan muncul beberapa tahun setelah pembuluh vena pertama kali terlihat menonjol. Berikut ini beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan dari varises:

  • Perdarahan. Varises yang berada di dekat permukaan kulit bisa pecah saat kaki terbentur atau tergores. Perdarahan yang terjadi mungkin sulit dihentikan. Jika terjadi, segera berbaring dan angkat kaki sehingga posisi lebih tinggi dari tubuh, dan beri tekanan langsung pada area yang terluka. Hubungi dokter jika hal tersebut tidak membantu menghentikan perdarahan.
  • Penggumpalan darah. Jika penggumpalan darah terjadi di dalam pembuluh vena yang letaknya berdekatan dengan permukaan kulit, hal tersebut bisa menimbulkan tromboflebitis dan trombosis vena dalam.
  • Tromboflebitis merupakan penggumpalan darah di dalam pembuluh vena. Gejala yang biasa muncul adalah rasa nyeri pada bagian dalam pembuluh vena yang terkena varises dan kulit terlihat memerah.
  • Trombosis vena dalam. Mirip dengan tromboflebitis. Gejalanya berupa kaki bengkak dan terasa nyeri. Jika dibiarkan, bisa mengakibatkan komplikasi lain seperti emboli paru-paru, penyumbatan pembuluh arteri paru-paru sehingga menghalangi aliran darah dari jantung ke paru-paru.
  • Eksim varises. Kulit akan terlihat kemerahan, bersisik, hingga akhirnya mengelupas. Pada kasus tertentu, kulit penderita yang melepuh akan berkerak secara permanen.

Varises

Diagnosis

Konsultasikan kondisi varises pada dokter apabila nyeri yang ditimbulkan mengganggu aktivitas harian. Begitu juga bila muncul luka di sekitar permukaan kulit yang menutupi pembuluh vena varises.

Dua cara pemeriksaan yang akan dilakukan dokter dalam mendiagnosis varises adalah pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan mengumpulkan riwayat medis terlebih dahulu, seperti gejala yang dirasakan serta faktor risiko yang mungkin ada pada diri pasien.

Setelah mengumpulkan informasi riwayat medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area tubuh yang sakit, bengkak, atau luka. Dokter akan meminta pasien menggerakkan kaki ke dalam beberapa posisi berbeda agar bisa mengamati aliran darah.
Varises biasanya didiagnosis berdasarkan tampilan pembuluh vena, sehingga biasanya tidak diperlukan lagi tes lanjutan. Namun lain halnya jika dokter mencurigai adanya komplikasi yang terjadi akibat varises. Pemeriksaan lanjutan yang umum disarankan dokter adalah USG Duplex Dopler, yakni metode pemindaian untuk melihat aliran darah di dalam pembuluh vena.

Selain metode di atas, dokter dapat menyarankan untuk dilakukan angiogram untuk memeriksa aliran darah dalam pembuluh vena. Angiogram adalah metode pemeriksaan dengan menyuntikkan zat khusus ke dalam pembuluh vena agar ikut mengalir bersama darah. Kemudian, dokter akan melihat tingkat kelancaran aliran zat tersebut. Jika tidak lancar, maka ada indikasi terjadi penggumpalan darah di dalam pembuluh vena.
Dokter bisa juga menyarankan pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat apakah katup pembuluh vena berfungsi baik atau tidak, serta melihat apakah terdapat penyumbatan pembuluh darah.

Gejala

Varises umumnya terjadi di kaki, terutama di betis atau bagian belakang lutut. Namun varises juga bisa muncul pada bagian lain tubuh –seperti tenggorokan, vagina, panggul, dan anus. Varises dapat dikenali dengan segera, karena pada bagian kulit yang memiliki kondisi tersebut pembuluh vena akan terlihat menonjol dengan warna biru tua atau ungu.

Penderita varises biasanya juga merasakan gejala-gejala, seperti rasa nyeri pada kaki, kaki terasa berat dan panas (terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu lama). Selain itu biasanya juga terjadi pembengkakan kaki bagian bawah, serta gatal pada permukaan kulit yang menutupi varises.

Umumnya, gejala akan lebih terasa jika penderita duduk atau berdiri dalam waktu lama. Anda bisa meluruskan kaki sejenak dengan berjalan kaki santai untuk membantu pengatasnya. Atau Anda bisa berbaring sambil memposisikan kaki lebih tinggi dibanding tubuh dengan menaruh bantal di bawah kaki. Pada wanita, gejala varises akan terasa lebih berat beberapa hari sebelum dan pada saat menstruasi. 

Pengobatan

Varises tingkat ringan dapat ditangani dengan pengobatan mandiri di rumah. Pengobatan mandiri dapat meredakan gejala, mengurangi tingkat keparahan, dan mencegah terjadinya komplikasi.

Anda bisa melakukan pengobatan mandiri dengan rutin berolahraga (terutama gerakan untuk menguatkan kaki), memerhatikan bobot tubuh agar tidak berlebih, tidak berdiri terlalu lama, dan beristirahat dengan cara berbaring agar posisi kaki lebih tinggi daripada tubuh. Anda bisa menggunakan bantal untuk menyangga kaki.

Penggunaan alat bantu juga dapat meringankan gejala varises, yaitu dengan memakai stoking khusus varises atau bebat kompresi. Fungsinya adalah memberikan tekanan yang dibutuhkan pada otot dan pembuluh vena, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.
Anda akan disarankan untuk memakai kaus kaki kompresi saat beraktivitas sepanjang hari. Jika pemakaian kaus kaki kompresi membuat kulit kaki kering, Anda bisa mengoleskan pelembap terlebih dulu sebelum memakainya.

Ganti kaus kaki kompresi secara berkala, usia pemakaiannya berkisar antara tiga hingga bulan. Pastikan Anda memakai kaus kaki kompresi yang sesuai dengan tingkat keparahan varises.


Jika gejala varises tidak mereda dengan pengobatan mandiri atau justru semakin parah dan berisiko menimbulkan komplikasi, segeralah berkonsultasi ke dokter. Biasanya dokter akan menyarankan pengobatan berikut:

  • Skleroterapi, yaitu dengan menyuntikkan cairan khusus ke pembuluh vena varises. Tujuannya adalah untuk membentuk luka yang akan menutup saluran darah. Efek samping terapi ini antara lain perubahan warna kulit, nyeri punggung bawah, sakit kepala, dan penglihatan berkurang (bersifat sementara).
  • Radiofrekuensi ablasi. Metode ini menggunakan energi radiofrekuensi untuk membakar dinding pembuluh vena varises. Hal tersebut akan membuat dinding pembuluh vena menutup. Setelah pembuluh vena varises berhasil ditutup, aliran darah akan otomatis dialihkan ke pembuluh vena lain yang masih berfungsi normal.
  • Bedah terbuka. Ini dilakukan untuk mengangkat pembuluh vena varises.

Untuk mencegah terjadinya varises, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Hindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, ubah posisi secara berkala.
  • Hindari berada dalam posisi yang membatasi peredaran darah pada tungkai (seperti menyilangkan kaki ketika duduk).
  • Tinggikan posisi tungkai dan kaki ketika duduk.
  • Berolahraga secara teratur.

Penyebab

Varises diawali dengan adanya tekanan pada dinding pembuluh vena yang dipicu oleh beragam faktor. Hal ini berakibat pada renggangnya pembuluh vena sehingga menyebabkan katup melemah.

Katup yang lemah tersebut kemudian tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik, mengakibatkan aliran darah ke jantung terganggu. Darah yang mengalir lagi ke bawah akan membuat endapan. Jika hal ini terus terjadi, endapan akan membuat pembuluh vena bengkak, merusak katup, dan muncul varises.

Lalu, faktor apa saja yang bisa memicu terjadinya kerusakan pada pembuluh vena dan membuat seseorang berisiko terhadap varises?

  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko terkena varises ketimbang pria. Hal ini disebabkan karena hormon wanita cenderung membuat dinding pembuluh darah rileks, sehingga katup berpotensi mengalami kebocoran.
  • Faktor keturunan. Anda berisiko lebih besar terkena varises jika memiliki keluarga dengan riwayat kondisi tersebut.
  • Umur. Dengan bertambahnya usia, elastisitas pembuluh darah akan berkurang. Hal ini akan membuat katup melemah, sehingga darah akan dengan mudah kembali ke bawah dan membuat endapan di dalam pembuluh vena.
  • Obesitas. Bobot tubuh yang besar akan memberikan tekanan lebih pada pembuluh vena kaki, sehingga menyulitkan proses pengembalian darah ke jantung.
  • Aktivitas. Jika Anda sering beraktivitas dengan berdiri terlalu lama, ini akan mempersulit kembalinya aliran darah ke jantung.
  • Kehamilan. Produksi darah cenderung meningkat saat hamil, sehingga akan memberikan tekanan lebih pada pembuluh vena. Hormon kehamilan juga membuat otot dinding pembuluh vena rileks sehingga perlindungan katup melemah.