Sukses

UEFA Europa League atau akrab dikenal Liga Europa merupakan kompetisi sepak bola antar klub paling bergengsi kedua di wilayah Eropa.

Informasi Ajang

  • NamaLiga Europa
  • Dimulai sejak1971
  • Jumlah peserta48 tim
  • WilayahBenua Eropa
  • Format kompetisiSistem gugur
  • Juara terbanyakSevilla CF (6 gelar)
  • Juara terakhirVillarreal CF (2020-2021)
  • Top skor sepanjang masaHenrik Larsson (40 gol)
  • Top assist sepanjang masaBorek Dockal (24 assist)
  • Penampilan terbanyak sepanjang masaGiuseppe Bergomi (96 penampilan)

Musim 2020-2021

  • Jumlah peserta48 tim
  • Jumlah pertandingan sementara143 pertandingan
  • Kemenangan kandang terbesarBayern Leverkusen vs OGC Nice (6-2, 22 Oktober 2020)
  • Kemenangan tandang terbesarReal Sociedad vs Manchester United (0-4, 19 Februari 2021)
  • Skor terbesarVillarreal CF vs Sivasspor (5-3, 23 Oktober 2020)
  • Top skorGerard Moreno - Villarreal CF (7 gol)
  • Top assistAlfredo Morelos - Rangers FC (5 assist)
  • Pemain terbaikEtienne Capoue - Villarreal CF

UEFA Europa League atau akrab dikenal Liga Europa merupakan kompetisi sepak bola antar klub paling bergengsi kedua di wilayah Eropa. Liga Europa memiliki sejarah yang cukup panjang dan semua itu dimulai pada tahun 1954.

Waktu itu, Ernst Thommen, seorang pejabat asal Swiss mengutarakan idenya untuk membuat kompetisi sepak bola antar klub di Eropa. Ia menyampaikan gagasan tersebut ketika menghadiri ulang tahun Ke-50 Asosiasi Sepak Bola Swedia. Ia meyakini kompetisi sepak bola bisa meramaikan kota-kota besar yang ada di Eropa, khususnya kota-kota yang menjadi tempat pameran dagang dan industri internasional.

Maklum, pada rentang waktu tersebut wilayah Eropa tengah mencoba bangkit pasca terjadinya Perang Dunia II. Sehingga, pameran dagang dan industri internasional menjadi hal yang penting bagi masyarakat Eropa untuk menjalankan roda perekonomian.

Ide Thommen disambut baik banyak pihak, termasuk pejabat dari Italia, Otto Barassi dan Sekretaris Asosiasi Sepak Bola Inggris (The FA), Sir Stanley Ford Rous. Mereka bertiga sepakat untuk membentuk kompetisi resmi yang diberi nama International Industries Fairs Inter-Cities Cup atau akrab dikenal Inter-Cities Fairs Cup. 

Kompetisi perdananya dimulai pada tahun 1955 dan diikuti oleh 10 tim yang mewakili kota-kota besar di Eropa. Mulai dari Barcelona XI, London XI, Frankfurt XI, Basel XI, Leipzig XI, Lausanne-Sport, Zagreb XI, Internazionale, Birmingham City, Barcelona XI dan Copenhagen XI.

Pasca melalui pertandingan sengit di babak grup dan fase gugur selama tiga tahun (1955-1958), Barcleona XI mengukuhkan diri sebagai juara perdana kompetisi ini setelah mencukur 8-2 London XI di partai final. Selain itu, Blaugrana berhasil menyamai rekor Real Madrid yang turut menjadi jawara perdana di kompetisi Piala Eropa 1955.

Meski hanya diikuti 10 tim, Inter-Cities Fairs Cup memperoleh banyak pujian dari masyarakat Eropa. Sepak bola mampu menyatukan masyarakat dan membuat suasana lebih cair, hal ini senada dengan tujuan mulia yang disampaikan Sir Stanley saat menghadiri kongres pertama Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) yang diadakan di Wina pada tahun 1955.

"Kami memiliki alasan tersendiri mengapa kompetisi ini hanya boleh diikuti oleh klub sepak bola yang mengikuti pameran dagang dan industri internasional. Sebab, dengan menyelenggarakan kompetisi di kota-kota besar, informasi akan tersebar dengan cepat, baik ke arah timur maupun barat. Sehingga, dengan adanya antusias yang tinggi dari masyarakat, bisa meningkatkan kerja sama internasional secara lebih luas antara negara satu dengan negara lainnya," ujarnya seperti dilansir Insidethegames.

Beralih ke Tangan UEFA

Medio 1971, UEFA mengakuisisi Inter-Cities Fairs Cup dengan alasan kompetisi tersebut telah menjelma menjadi kompetisi penting dan memiliki penggemar fanatik yang cukup berlimpah. Sehingga, UEFA memutuskan untuk mengambil alih jalannya kompetisi dan menggantinya menjadi Piala UEFA.

Pada musim pertamanya, Piala UEFA langsung diikuti oleh 64 tim yang terdiri dari berbagai klub di penjuru Eropa. Menggunakan sistem gugur, trofi edisi perdana Piala UEFA diraih oleh Tottenham Hotspur setelah unggul agregat 3-2 atas Wolverhampton Wanderers.

Memasuki musim 1997/98, UEFA memutuskan untuk menggelar satu kali laga final saja dan dilaksanakan di tempat yang netral. Selain itu, pada musim 2004/05 format turnamen Piala UEFA dirombak. Piala UEFA mengadopsi format turnamen Liga Champions dengan menghadirkan fase penyisihan grup. 

Rebranding Penamaan Kompetisi

Dari tahun ke tahun, animo masyarakat untuk menyambut pagelaran Piala UEFA semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena tim yang bertanding di ajang ini merupakan klub kelas dua di liga domestiknya. Maklum, liga-liga beken seperti Liga Inggris, Liga Spanyol dan Liga Italia hanya mengirimkan klub yang menduduki peringkat 5 dan 6 musim lalu untuk bermain di Piala UEFA.

Mengatasi kurangnya peminat, UEFA memutuskan mengganti nama kompetisi Piala UEFA menjadi Liga Europa supaya terlihat lebih ciamik pada musim 2009/10. Selain merubah nama, UEFA turut mengubah format kompetisi dengan membuat 12 grup yang masing-masing berisi 4 klub dan diikuti oleh 48 tim tiap musimnya. 

Namun, terobosan UEFA tampaknya tidak menghasilkan buah yang cukup manis. Pasalnya, masyarakat sudah memiliki mindset bahwa Liga Europa merupakan kompetisi kelas dua dan citra itu tidak pernah luntur hingga detik ini.

Villarreal CF Ukir Sejarah Baru

Villarreal CF berhasil mempermalukan Manchester United pada partai puncak Liga Europa 2020-2021 di Stadion Energa Gdansk, Kamis dini hari WIB (27/5/2021). Skuat Kapal Selam Kuning memastikan kemenangannya pasca kiper Setan Merah, David De Gea, tak mampu melaksanakan tugasnya sebagai algojo terakhir di babak adu penalti.

Tendangan De Gea dengan mudah dimuntahkan oleh penjaga gawang asal Argentina, Geronimo Rulli, yang sigap menghalau sepakan lemahnya di pojok kiri mistar gawang. Atas kemenangan dramatis itu, Villarreal CF berhasil meraih titel perdananya di kompetisi kasta kedua di Benua Biru tersebut dan berhak mengukir sejarah baru dalam perjalanannya berkompetisi di Eropa. 

Namun, kemenangan yang diraih dengan susah payah itu tak lepas dari tangan dingin sang manajer, Unai Emery. Nahkoda berkebangsaan Spanyol itu mampu menerapkan strategi jitu untuk menghalau segala serangan Setan Merah, seperti diketahui Alberto Moreno dan kawan-kawan lebih banyak menunggu di daerah pertahanan sembari menunggu kesempatan untuk melancarkan serangan balik. 

Bagi Emery, trofi yang diraihnya musim ini di Liga Europa merupakan trofinya yang keempat setelah sempat meraihnya selama tiga musim berturut-turut pada 2014, 2015, dan 2016 ketika menukangi Sevilla CF. Meski bukan trofi perdana, manajer berusia 49 tahun itu mengaku bangga atas pencapaian serta kerja keras yang ditunjukkan anak asuhnya hingga bisa meraih trofi bergengsi tersebut.

"Saya sangat senang atas raihan trofi Liga Europa musim ini, semua hasil yang diraih berkat kerja keras seluruh pemain yang tak kenal lelah sepanjang musim. Saya juga berterima kasih kepada pemilik serta presiden klub karena mempercayakan saya mengisi posisi ini. Saya sangat bangga dengan Villareal," ucap Emery seperti dilansir Tribalfootball.