Sukses

Informasi Perusahaan

  • TentangIndonesia Port Corporation atau (Pelindo II) adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan. Perseroan ini berada di bawah pembinaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

    Jadikan Pelabuhan Indonesia Berkelas Internasional

    Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC, Elvyn G Masassya menyebutkan pihaknya tengah membawa pelabuhan di Indonesia menjadi kelas dunia dan menjelma menjadi Trade Facilitato. Salah satunya dengan memperbanyak direct call dan kolaborasi dengan pelabuhan di negara lain.

    “Yang terbaru adalah layanan direct call (pelayaran langsung) ke Rusia. Sebelumnya belum pernah ada pelayaran kapal besar langsung dari dan ke Rusia,” kata dia dalam sebuah acara diskusi di Gedung BUMN, Jakarta, Rabu (20/11).

    Dengan meningkatnya layanan direct call, lanjut Elvyn, maka harga barang ekspor semakin memiliki daya saing. Sebaliknya, harga barang impor semakin turun, karena ongkos logistiknya yang semakin rendah.

    "Dulu barang-barang kita kalau mau ekspor sebelum ke Amerika, ke Jepang, ke Eropa itu harus singgah ke Singapura. Jadi dari Jakarta pakai kapal kecil ke Singapura pindah ke kapal besar," ungkapnya.

    Namun, sejak tahun 2017 hal itu tidak berlaku lagi. Sebab di pelabuhan Tanjung Priok telah bertransformasi menjadi pelabuhan berstandar inetrnasional.

    Adapun salah satu syarat sebuah pelabuhan bisa disandari oleh kapal besar adalah harus memiliki kedalaman minimal 17 meter. Tanjung Priok kini telah memenuhi syarat tersebut sehingga kapal berukuran empat kali luas lapangan bola pun dapat bersandar disana.

    "Sejak 2017 dan 2018 yang lalu no more (singgah ke Singapura) karena kapal-kapal dari Amerika langsung ke Tanjung Priok disebut sebagai direct call," ujarnya.

    Tidak hanya itu, rute direct call lainnya antara lain adalah dari dan ke Eropa, China, Rusia dan beberapa negara lainnya di Asia.

    Dengan demikian, pengiriman barang atau ekspor dari Indonesia ke negara lain kini bisa langsung dikirim ke negara tujuan dengan kapal besar tanpa harus singgah ke Singapura.

    "Dengan direct call ini, pertama waktu pengiriman jadi lebih cepat dan pengiriman jadi lebih mudah dan murah dan kita bisa mendapat banyak devisa secara langsung dari arus ekspor dari Indonesia ke negara lain," ujarnya.

     

    Kolaborasi dengan Perusahaan Pelayaran Dunia

    Selain itu, untuk mewujudkan pelabuhan kelas dunia dan sebagai Trade Facilitator maka Indonesia tentunya harus menjalin hubungan yang baik dengan pelabuhan di negara lain.

    Di kancah global, IPC terus berkolaborasi dengan perusahaan pelayaran dunia dengan melayani kapal-kapal besar untuk melakukan pelayaran langsung dari Indonesia ke semua benua.

    Saat ini, dalam 1 bulan rata-rata ada 8 kapal ukuran raksasa dengan kapasitas 10 ribuan TEUs yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal-kapal itu membawa barang-barang ekspor maupun impor secara langsung ke negara tujuan.

    "Kerjasama dengan pelabuhan negara lain, seperti China, Amerika Latin, Eropa, Afrika, Asia dan seterusnya. Inilah sebagai bagian (untuk menjadi) kita berkelas dunia, jadi kita punya relationship dengan pelabuhan-pelabuhan di negara lain," tutupnya.

     

    Jadi Mata Rantai Logistik Regional

    PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)  atau Pelindo II terbuka untuk berkolaborasi dengan para mitra di bidang logistik, pelayaran dan kepelabuhanan, guna mengeksplorasi peluang-peluang baru demi mencapai keuntungan bersama. Dengan kerja sama yang terintegrasi dan terkoordinasi, pelabuhan dan pelayaran di kawasan regional bisa memainkan peran kunci dalam perdagangan dunia.

    Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya menjelaskan, perusahaan mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah ASEAN Ports & Shipping 2020, yang merupakan konferensi maritim tahunan terbesar di ASEAN. Dalam kesempatan tersebut, hadir Direktur Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi dan Managing Director of Transport Event, Rory Doyle.

    Elvyn mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai salah satu operator pelabuhan terbesar di Indonesia dan kawasan regional, Pelindo II berkomitmen untuk memperkuat peran sentralnya sebagai trade facilitator, yang memberikan energi pada mata rantai logistik nasional dan regional.

    “Sejak tahun 2017, Pelindo II mendedikasikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transhipment. Di Pelabuhan Tanjung Priok, kami mengkonsolidasikan kargo di kawasan, untuk dikirim langsung ke berbagai benua, antara lain Amerika, Eropa, Australia, serta China dan beberapa negara Asia Timur,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (26/2/2020).

    Layanan direct call, lanjut Elvyn, menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok mampu beroperasi dengan standar pelayanan dunia, yang didukung infrastruktur modern dan digitalisasi yang sistematis. Untuk memperkuat kapasitas layanan, Pelindo II mengoperasikan terminal baru, yaitu NPCT-1 di Kalibaru, Tanjung Priok. Pelindo II juga sedang mengembangkan Terminal Kijing di Kalimantan Barat, yang akan memperbesar akses perdagangan regional dan global.

    “Konferensi ASEAN Ports & Shipping 2020 sangat penting, mengingat banyak hal yang bisa didiskusikan untuk meningkatkan kapasitas operasional dan pelayanan. Konferensi ini menjadi forum untuk bertukar informasi serta berbagi pengalaman dan praktik terbaik di bidang logistik, pelabuhan dan pelayaran dari berbagai belahan dunia,” ujarnya.

     

    Kembangkan Sistem Digitalisasi

    Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) Arif Suhartono, menyatakan bahwa Pelindo II sudah mulai menerapkan kebijakan baru untuk meningkatkan layanan bisnis usai terdampak pandemi Covid-19. Salah satunya operasional bisnis dilakukan melalui digital.

    "Digitalisasi itu saat mentransport dari old version ke new version. Digital ujungnya itu bagaimana scale up di bisnis, ujungnya unit customer," kata Arif melalui video conference, Rabu (17/6).

    Dia mengatakan, melalui proses digitalisasi diharapkan bisnis perusahaan akan segera membaik. Digitalisasi pula diyakini efektif untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19 di Tanah Air.

    Namun, kata Arif, digitalisasi dalam operasional layanan bisnis saja tidak cukup. Oleh karenanya, ia mendorong seluruh jajarannya dapat meningkatkan perbaikan layanan usaha di segala bidang.

    Apalagi pasca pandemi ini, Arif meyakini jika seluruh perusahaan akan meningkatkan sistem digitalisasi dan optimalisasi layanan bisnis secara efektif. Sehingga, Pelindo II berkomitmen untuk mengadopsi sistem digitalisasi dan peningkatan layanan dalam menjalankan usahanya.

    Adapun, penyesuaian layanan di sea side mencakup Inaportnet, Vessel management system, Marine operating system, hingga Vessel traffic service. Penyesuaian juga dilakukan pada layanan terminal side line 1 dan line 2, dari car terminal operating system sampai warehouse operating system.

    "Fokus kita bagiamana meningkatkan layanan bisnis bagi customer. Kemudian, stakeholder yang lain juga melakukan transformasi digital. Finalnya itu new bisnis model," tegas dia.