Sukses

Informasi Perusahaan

  • TentangPT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau Krakatau Steel dikenal sebagai produsen baja di Indonesia.
  • Didirikan1970

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Strategi Krakatau Steel Lawan Gempuran Baja Impor

    PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memprediksi kebutuhan baja dalam negeri bisa mencapai 19 juta ton pada 2022 dan terus meningkat hingga 23,34 juta ton di tahun 2025. Namun pandemi Corona membuat Indonesia bisa diserbu produk baja impor.

    Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, pandemi Corona membuat pertumbuhan ekonomi dunia tertekan. Hal tersebut tentu saja membuat pasokan baja di dunia kelebihan karena tidak ada permintaan. Para produsen baja dunia pun kemudian mencari pasar yang empuk salah satunya adalah Indonesia.

    Pada kenyataannya, kapasitas produksi baja dalam negeri yang mencapai 4,9 juta ton per tahun utilisasinya belum 100 persen. Dan pasalnya, industri di Indonesia disebut oleh baja impor. Padahal, kapasitas produksi hot rolled coil masih di atas permintaan tahunan di Indonesia. Sebagai contoh, pada 2019, produksi hot rolled coil 1,37 juta ton, sementara volume permintaan mencapai 2,6 juta ton.

    Oleh karenanya, perusahaan baja dalam negeri ini terus mendorong program hilirisasi produk baja sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk Krakatau Steel. Juga mengoptimalkan utilisasi industri baja dalam negeri.

    Perusahaan memanfaatkan pabrik-pabrik milik mitra yang didukung oleh bahan baku yang diproduksi oleh Krakatau Steel. Ini merupakan terobosan baru untuk meminimalkan biaya investasi, perluasan varian produk Krakatau Steel, serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.

    Tak hanya itu, Krakatau Steel juga gencar melakukan transformasi bisnis melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi sehingga kolaborasi menjadi semakin mudah dan dampak yang dapat dicapai bisa lebih besar membuka akses pasar," tukasnya.

     

    Bisnis Krakatau Steel Tetap Stabil di Tengah Pandemi

    Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim, mengatakan perkembangan perusahaan dan anak usahanya menunjukkan banyak perbaikan. Bahkan ketika sejumlah perusahaan tertekan karena pandemi pada tahun lalu, Krakatau Steel masih bisa menjalankan bisnis dengan stabil.

    "Kita bisa melewati tahun pandemi 2020 dengan sangat baik, dimana banyak perusahaan sampai mengurangi karyawan, memotong pendapatan karyawan. Namun kita masih stabil dan Alhamdulillah, kita masih bisa melanjutkan rencana dan inisiatif strategis untuk perbaikan Krakatau grup termasuk Krakatau Bandar Samudera," kata Silmy Seminar Motivasi HUT ke-25 PT Krakatau Bandar Samudera pada Rabu (24/2/2021).

    Perusahaan yang bergerak di bidang produksi baja tersebut dinilai mampu memanfaatkan peluang di tengah pandemi Covid-19. Silmy pun mengimbau agar para karyawan dan pimpinan di grup Krakatau Steel untuk selalu mengubah ancaman dan tantangan menjadi peluang, agar bisa mencapai tujuan perusahaan.

    Ia pun mengimbau agar para karyawan dan pimpinan grup Krakatau Steel terus meningkatkan daya saing. "Jadi hal pertama yang mau saya sampaikan yaitu jadikanlah tantangan itu jadi sebuah peluang," sambungnya.

    Ia pun menekankan agar emiten berkode KRAS tersebut tidak menggantungkan nasibnya kepada seseorang. Krakatau Steel dan anak usahanya diharapkan dapat memberikan dampak kepada sekitarnya.

    "Krakatau Steel Group termasuk Krakatau Bandar Samudera, jangan pernah bergantung pada seseorang karena upaya yang dilakukan itu justru harus bisa memengaruhi sekelilingnya, bukan sebaliknya. Masih banyak hal menurut saya akan mempengaruhi kita dalam bagaimana menyukseskan suatu keadaan menjadi lebih baik," jelas Silmy.

     

    Dukung Investasi Mobil Listrik

    Melihat perkembangan investasi mobil listrik di Indonesia, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mengaku siap mendukung perubahan kendaraan bermotor ke arah yang lebih baik.

    Terlebih pihaknya saat ini memiliki kapasitas bahan baku untuk kendaraan hingga 500 ribu ton. "Kapasitas untuk kendaraan kita ada 500 ribu ton. Itu semua dialokasikan untuk kendaraan. Yang kita antisipasi sebenarnya kapan mobil listrik diproduksi di indonesia, " kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim saat webinar dengan BRI Danareksa Sekuritas, ditulis Jumat, (29/1/2021).

    Tak hanya itu, Silmy juga menyebut, kemungkinan besar produksi kendaraan listrik di Indonesia baru akan terjadi 2 hingga 3 tahun ke depan.

    Oleh karena itu pihaknya sudah mempersiapkan diri terkait hal ini. "Kita juga mengantisipasi ada satu fasilitas yang sudah dipersiapkan dan dilengkapi. Tentu kita sangat siap menyambut mobil listrik," ujarnya.

    Meski demikian, emiten dengan kode KRAS ini menegaskan bila pembangunan pabrik mobil listrik merupakan hal yang paling utama. Setelah pembangunan ini terjadi, beberapa perseroan baru bisa mengalokasikan dukungannya terkait investasi ini.

    "Yang ditunggu sekarang adalah waktu dibangung pabrik mobil listrik. Kalau itu jadi kita tinggal alokasikan ke sana. Karena komponen mobil listrik itu lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional," tutur dia.

     

    Luncurkan Produk Baja Ringan

    PT Krakatau Steel (Persero) meluncurkan produk baja ringan yang ditandai dengan pengiriman perdana ke Mojokerto, Jawa Timur, guna memperkuat hilirisasi.

    "Hilirisasi yang dilakukan Krakatau Steel memiliki keunikan. Kami tidak melakukan investasi pabrik baru, tetapi Krakatau Steel memanfaatkan pabrik-pabrik milik pihak ketiga yang utilisasinya masih rendah dengan menggunakan bahan baku Krakatau Steel,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dikutip dari Antara, Senin (20/7/2020).

    Bisnis model ini, lanjut Silmy, merupakan terobosan baru untuk meminimalkan biaya investasi dan Krakatau Steel dapat langsung menghasilkan produk baru.

    Pengiriman perdana tersebut dilakukan dengan jumlah pengiriman total 10.000 batang produk rangka atap kanal C dan reng asimetris.

    Menurut Silmy, program hilirisasi menjadi strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah produk Krakatau Steel dan optimalisasi industri dalam negeri.

    Silmy menambahkan Krakatau Steel mengedepankan semangat sharing economy yang saat ini sedang tren di dunia usaha, seperti misalnya Uber dan Grab. Krakatau Steel akan mengisi pabrik-pabrik baja yang belum optimal utilisasinya agar naik dan dapat bersaing dengan produk impor.

    Peningkatan utilisasi pabrik baja hilir akan menjadi hal yang positif untuk industri baja dalam negeri khususnya dalam rangka mengurangi impor produk baja yang tiga tahun terakhir sangat tinggi.

    Krakatau Steel dan PT Kepuh Kencana Arum menginisiasi untuk bersinergi memproduksi baja ringan berupa Kanal C dimensi tinggi 75 mm dan reng tinggi 3 mm serta roll sheet dengan berbagai ketebalan menggunakan bahan baku CRC dari Krakatau Steel.

    Produk baja ringan ini diproduksi dengan sistem mutu yang dimiliki oleh Krakatau Steel, sehingga dihasilkan produk yang sangat baik.

    (Foto: Krakatau Steel)