Sukses

Pengertian

Kebotakan atau alopesia adalah kerontokan rambut yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya: faktor keturunan, penuaan, kondisi medis tertentu, obat-obatan, atau gaya hidup tertentu.

Secara keseluruhan, ada tiga jenis kebotakan, yaitu:

  • Alopesia universalis. Ini adalah kebotakan yang mengenai rambut yang ada di seluruh tubuh.
  • Alopesia totalis. Jenis yang satu ini merupakan kebotakan yang mengenai seluruh rambut di kepala.
  • Alopesia areata. Ini merupakan kebotakan local atau hanya terjadi setempat saja. Biasanya berbatas tegas dan umumnya terdapat di kulit kepala. Namun pada beberapa kasus, dapat juga mengenai daerah lain, seperti alis, janggut, dan bulu mata.

Dari ketiga jenis kebotakan tersebut, alopecia areata adalah jenis kebotakan yang paling banyak terjadi, baik pada pria maupun wanita. Jenis kebotakan yang satu ini dapat menyerang semua usia.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis kebotakan atau alopesia, dokter akan melakukan serangkaian wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat langsung area yang mengalami kerontokan.

Bila diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti:

  • Mengambil beberapa helai rambut untuk diperiksa menggunakan mikroskop.
  • Melakukan biopsi dari kerokan kulit kepala untuk mencari tahu penyebab dari kebotakan. Misalnya, bila didapati dugaan adanya infeksi jamur (tinea capitis).
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah terdapat gangguan autoimun.

Kebotakan

Gejala

Ada beberapa gejala kebotakan atau alopesia, di antaranya adalah:

  • Penipisan dan kerontokan rambut, baik secara bertahap atau tiba-tiba.
  • Sensasi terbakar atau gatal. Meski tak selalu muncul, beberapa orang mengeluhkan gejala ini.
  • Bercak kerontokan rambut berbentuk bulat atau lonjong di daerah kepala, alis, janggut, dan bulu mata,
  • Pada wanita, kerontokan rambut biasanya terjadi pada bagian depan atau atas kepala.

Pengobatan

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani kebotakan atau alopesia adalah dengan melakukan terapi. Beberapa pilihan terapi yang dapat diberikan antara lain:

  • Kortikosteroid injeksi.
Injeksi kortikosteroid dilakukan pada lokasi yang mengalami kebotakan. Ini merupakan terapi yang pertama dilakukan untuk alopesia terlokalisasi (satu tempat saja).

    Bila penderita kebotakan yang menjalani terapi ini memberikan respons yang positif, pertumbuhan rambut akan mulai tampak dalam 4- 6 minggu. Injeksi umumnya dilakukan setiap 4 minggu.

  • Kortikosteroid topikal.
Pengobatan jenis ini dilakukan dengan cara mengoleskannya 2 kali dalam sehari. Umumnya penderita alopesia menunjukkan respons yang bagus pada pengobatan ini. Terapi dilakukan selama minimal 3 bulan.

  • Minoksidil.
Minoksidil efektif diberikan pada pasien alopesia areata yang ekstensif (kerontokan 50-90%). Pengobatan ini hanya memberi manfaat yang kecil pada penderita alopesia universalis dan totalis.

    Minoksidil diteteskan pada bercak yang mengalami kebotakan dua kali sehari. Pertumbuhan rambut awal akan muncul dalam 12 minggu. Namun pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi dan rambut yang tumbuh berwarna kemerahan.

  • Imunoterapi topikal. Obat ini diberikan pada kulit yang terkena alopesia dengan tujuan menimbulkan reaksi mirip alergi dan memicu pertumbuhan rambut. Pertumbuhan rambut umumnya mulai tampak pada minggu ke 12-24.

Pencegahan

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda terapkan untuk mengurangi risiko kebotakan atau alopesia:

  • Batasi penggunaan produk penataan rambut, seperti flat iron, curling iron, blow-dryer
  • Batasi penggunaan perangkat perawatan rambut yang berisiko merusak atau membuat rambut kering
  • Batasi penggunaan bahan kimia untuk rambut

Penyebab

Penyebab kebotakan atau alopesia adalah adanya gangguan sistem kekebalan tubuh (autoimun). Selain itu juga bisa disebabkan karena faktor genetis atau riwayat keluarga dengan alopesia.
Kondisi lain yang dapat memicu terjadinya alopesia areata, diantaranya adalah:

  • Penyakit tiroid
  • Diabetes mellitus
  • Lupus
  • Rheumatoid arthritis
  • Psoriasis
  • Down’s syndrome
  • Vitiligo
  • Atopi (rhinitis alergi, asma, eksim)
  • Gangguan emosional (depresi, cemas, stress, gangguan paranoid)