Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 59,8 persen warga Surabaya belum mengetahui kapan persisnya Pemilu 2024 digelar. Mereka hanya menyebutkan tahun Pemilu tanpa mengatakan tanggal dan bulannya.
Direktur Riset Surabaya Survey Center (SSC)Â Edy Marzuki mengungkapkan, sebanyak 12,1 persen mampu menyebutkan bulan dan tahun, kemudian 13,7 persen yang mampu menyebutkan secara lengkap tanggal, bulan hingga tahun pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga
"Meski demikian, masih ada sebanyak 14,4 persen yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," ujarnya, belum lama ini.
Edy mengatakan, meskipun masih banyak yang belum mengetahui secara terperinci pelaksanaan Pemilu, hasil survei menunjukkan sebanyak 84,8 persen warga Surabaya sudah pasti akan menggunakan hak pilihnya.
"Hanya 15,2 persen yang belum pasti menggunakan hak pilihnya ke depan. Ini harus menjadi perhatian bagi penyelenggara Pemilu ke depan," ucapnya.
Selain itu, lanjut Edy, ada 53 persen masyarakat Surabaya yang masih belum mantab menentukan pilihannya pada Pemilu 2024 mendatang.
"Masih mungkin berubah dalam menentukan pilihannya di Pemilu 2024 nanti. Sementara yang menjawab Sudah Mantab menunjukkan 47 persen," ujarnya.
“Hal ini bisa berubah sewaktu-waktu, karena masyarakat juga memiliki beberapa faktor yang bisa merubah pilihan," imbuh Edy.
Edy menyebut, faktor yang bisa merubah pilihan diantaranya ada visi-misi dan program kerja sebanyak 48,5 persen, juga dengan pemberian uang/ sembako dengan 17,5 persen.
Sejumlah partai politik mulai bermanuver menjelang Pemilu 2024. Golkar, PAN, dan PPP membentuk koalisi yang dinamai Koalisi Indonesia Bersatu. Sementara Partai Nasdem terus jalin komunikasi dengan parpol lain dan tokoh-tokoh kandidat capres.
Faktor Pendukung
Faktor lainnya, kata Edy, seperti fatwa kiai atau tokoh agama 7,1 persen, pemberitaan media di medsos sebanyak 6,6 persen, pengaruh keluarga 4,8 persen, pertemuan dengan kader partai 4,2 persen.
"Kemudian tokoh masyarakat seperti RT/ RW memeroleh 2,7 persen, hasil usrvei 1,8 persen, dan pengaruh teman 1,2 persen, serta Kepala atau Perangkat desa 0,6 persen. Sementara yang menjawab tidak tahu atau tidak memilih sebanyak 5,0 persen," ucap Edy.
Menurut Edy, hasil ini masiih dalam tingkat kewajaran, mengingat pemilu masih tahun depan. “Tentu responden masih belum bisa benar-benar memastikan, namun setidaknya ini menjadi gambaran menarik bagi para partai pengusung Capres/ Cawapres di Pemilu 2024 mendatang," ujarnya.
Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 01-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya.
Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement